Aku percaya pada mitos di kota Darlingtown. Jadi, aku tidak akan menyebutnya sebagai mitos. Sebenarnya ada asal muasal kenapa Darlingtown disebut sebagai kota yang bisa menyatukanmu dengan cinta sejatimu dalam waktu satu tahun.
Pada suatu hari, ada sepasang sahabat yang tinggal di kota ini. Laki-laki dan perempuan ini sebenarnya saling mencintai satu sama lain tetapi mereka tidak mengakuinya. Ketika mereka berusia 25 tahun, sang laki-laki mengajak perempuan untuk menikah. Perempuan itu mau, tetapi dengan syarat laki-laki itu harus berjuang untuk meningkatkan kualitas dirinya baik dari segi fisik, finansial, dan kedewasaannya. Awalnya laki-laki itu tidak mengerti, kenapa mereka tidak bisa langsung menikah saja?
Tetapi perempuan itu tetap bersikeras bahwa persyaratannya adalah laki-laki itu berusaha menjadi yang terbaik. Akhirnya laki-laki itu mau. Setiap harinya dia bekerja keras, mencari banyak uang, berolahraga, memperhatikan penampilannya, dan memperbaiki sifatnya. Tidak terasa, waktu satu tahun telah dijalaninya dan dia berubah drastis. Dia menjadi sangat tampan, mapan, dan berhati emas. Banyak wanita mengejarnya, tetapi laki-laki itu hanya jatuh cinta pada satu wanita, sahabatnya sendiri.
Ketika dia hendak melamar sahabatnya itu, dia dikejutkan dengan kabar bahwa perempuan itu telah meninggal dunia sehari yang lalu. Sebelum meninggal, dia telah menulis sebuah surat untuknya. Isi surat itu adalah pernyataan cinta dari sang sahabat itu sendiri, bahwa dia juga sebenarnya sangat mencintai laki-laki itu dari lama. Alasan dia mengulur waktu selama setahun adalah karena dia telah menderita sebuah penyakit keras sejak lama dan dokter telah memvonis bahwa umurnya hanya tinggal setahun lagi. Maka dari itu dia meminta pada laki-laki itu berfokus pada dirinya sendiri selama setahun agar ketika dia pergi, laki-laki tersebut tidak akan sedih. Lagipula waktu setahun itu pasti akan membuat si laki-laki bertransformasi menjadi orang yang jauh lebih baik.
Itu semua terbukti, laki-laki itu menjadi orang yang sangat diidolakan semua orang. Ketika kualitas dirimu sangat baik, orang-orang pasti tidak akan melewatkanmu. Dengan begitu, mencari jodoh pun bukan hal yang sulit. Kamu pun sebagai orang yang berkualitas tinggi dapat memilih jodoh yang berkualitas baik juga. Pilihanmu akan menjadi lebih banyak.
Tidak diketahui akhir kisah hidup laki-laki tersebut. Ada yang mengatakan dia akhirnya menikah dengan perempuan cantik lainnya. Ada yang menyebut akhirnya laki-laki itu menjadi bhiksu. Ada pula yang bilang kalau laki-laki itu memutuskan mengakhiri hidupnya dengan tragis. Banyak sekali cerita simpang siur tentang sejarah kota ini. Tapi kisah sedih tentang kota itu sungguh membekas di otakku. Apa pun akhirnya, yang penting adalah mereka berdua tetap saling mencintai. Asumsi satu tahun menurutku adalah batasan waktu yang digunakan untuk mencari jodoh. Hal itu dikarenakan dengan waktu satu tahun, kita dapat memperbaiki segala aspek dalam hidup kita.
Untuk soal jodoh, hal itu akan datang dengan sendirinya ketika kita sudah layak mendapatkannya. Tidak perlu cemas dan risau, karena Tuhan telah menyiapkan waktu terbaik saat kalian bertemu. Cepat atau lambat, kalian pasti akan berpapasan dan bersatu. Tidak ada yang dapat menghalangi persatuan kalian jika Tuhan sudah berkenan.
Kota Darlingtown sendiri tidak dapat menjanjikanmu bertemu cinta sejatimu dalam waktu satu tahun, toh Gabriel dan Sicilia telah mematahkan mitos kisah itu. Meski tidak semua orang bisa mengalaminya juga. Seperti perkataan si perempuan, saat kamu menjadi orang yang bernilai dan berkualitas tinggi kamu tidak perlu cemas. Ibarat berlian, tidak mungkin orang-orang akan mengabaikan berlian begitu saja. Pasti banyak orang akan memperebutkanmu. Jadi, poin terpenting adalah cintai dirimu terlebih dulu.
“Saat sudah menikah tulisannya bijak begitu, tidak sadar diri kalau dirimu dulu selalu mengejar cinta.” Suara Erik mengejutkanku dan membuat aktivitasku mengetik di komputer terhenti sejenak.
“Iya, iya. Kuakui dulu aku sangat tidak bijaksana, tapi semenjak beberapa bulan terakhir aku sudah tidak mengejarnya lagi, kan? Jadi, saat aku memutuskan untuk beristirahat, justru saat itulah kamu datang.”
“Iya dong. Sudah kubilang kan, soal cinta itu tidak perlu dicemaskan. Cinta itu seperti kupu-kupu, dia cantik dan indah. Semakin dikejar semakin menjauh, tapi kalau tidak dikejar dia malah mendatangimu.” Erik menimpali perkataanku.
“Kamu bijak juga ya ternyata.”
“Oh jelas. Aku ini sebenarnya laki-laki yang sangat bijak, hanya saja kebijaksanaanku sering tertutup dengan sikapku yang menyebalkan.”
Aku tertawa. “Kamu sadar diri toh?”
“Kamu yang selalu bilang.”
Setelah kami menikah, kami masih sering berdebat seperti dulu. Anehnya, perdebatan kami itu justru membuatku semakin menikmati kebersamaan ini. Ternyata, letak keindahan hubungan ini terletak di beberapa hal kecil seperti ini.