Blurb
Abad ke-11 Masehi, Gunung Merapi memuntahkan murkanya, menghancurkan Mataram Kuno sebagai akibat dari dilanggarnya "Darma Titah" - sebuah takdir suci yang diemban garis keturunan raja-raja Mataram, mengharuskan pengorbanan demi menjaga keseimbangan alam. Seorang pemuda bernama Arya Wirasena adalah salah satu keturunan terakhir yang selamat dari malapetaka itu, mewarisi "Darma Titah" yang kini menjadi beban sekaligus rahasia yang harus ia lindungi. Ia mengasingkan diri selama tiga abad, menyembunyikan identitas dan warisannya, takut jika ia gagal menunaikan takdirnya, bencana serupa akan kembali terjadi.
Abad ke-14 Masehi, Sriwijaya mencapai puncak kejayaannya di bawah kepemimpinan Ratu Sanjaya yang bijaksana. Putri Candra Kirana tumbuh sebagai wanita yang memiliki kepekaan luar biasa terhadap alam, sebuah intuisi yang ia rasakan sebagai panggilan jiwa. Tanpa ia sadari, kepekaannya itu adalah resonansi halus dari "Darma Titah" yang sama dengan yang diemban Arya, sebuah takdir yang terhubung melalui garis keturunan yang terlupakan.
Ketika keseimbangan alam mulai terganggu dan tanda-tanda bencana serupa erupsi Mataram Kuno muncul, Arya Wirasena terpaksa keluar dari persembunyiannya. Takdir membawanya ke Sriwijaya, di mana ia merasakan resonansi kuat "Darma Titah" dalam diri Putri Candra Kirana. Mereka dipertemukan, namun tidak saling mengenali ikatan takdir dan warisan yang mereka bawa.
Cinta mulai bersemi di antara mereka, namun terhalang oleh masa lalu Arya yang kelam dan beban "Darma Titah" yang harus ia tunaikan. Jika Arya gagal atau melanggar takdirnya seperti leluhurnya di Mataram Kuno, bukan hanya dirinya yang akan menanggung akibatnya, melainkan seluruh Sriwijaya akan terancam kehancuran yang sama. Mereka harus mengungkap rahasia "Darma Titah," memahami takdir yang mengikat mereka, dan berjuang untuk cinta yang mungkin menjadi satu-satunya harapan untuk mencegah terulangnya sejarah tragis dan menyelamatkan Sriwijaya dari amukan alam