Darma Titah: Warisan Cinta di Tanah Sriwijaya

Tengku Dimas Permana
Chapter #5

Mahkota Kecil

Setibanya di istana, Raja Diraja dan para petinggi kerajaan tampak gelisah. Pasukan Sriwijaya baru saja kembali dengan wajah lesu, melaporkan kegagalan mereka menemukan jejak Putri Candra Kirana. Raja Diraja menghela napas berat, matanya menerawang ke kejauhan, dipenuhi kekhawatiran.

Raja Diraja: Dengan nada khawatir, Bagaimana ini? Candra Kirana belum ditemukan. Apa yang sebenarnya terjadi di sana?

Seorang panglima maju, menunduk hormat.

Panglima: Ampun, Baginda. Kami sudah menyisir setiap jengkal reruntuhan, namun kabut tebal menghalangi pandangan. Putri… Putri menghilang begitu saja.

Saat suasana diselimuti keputusasaan, tiba-tiba terdengar suara langkah kaki tergesa dari arah gerbang istana. Semua mata tertuju ke sana. Sosok Putri Candra Kirana muncul dari balik bayangan, rambutnya sedikit acak-acakan, namun sorot matanya menunjukkan tekad yang kuat. Para prajurit dan dayang-dayang serentak berseru lega.

Raja Diraja: Terkejut dan lega, Candra Kirana! Syukurlah kau selamat! Apa yang terjadi? Bagaimana kau bisa kembali sendirian?"

Candra Kirana melangkah maju, menghampiri ayahnya. Napasnya masih sedikit memburu, namun ia berusaha menenangkan diri.

Candra Kirana: Suaranya bergetar, namun jelas, Ayahanda… Hamba tersesat dalam kabut. Udara di sana… terasa menyesakkan, seperti racun. Hamba hampir tidak bisa bernapas…


Ia berhenti sejenak, mengingat kembali kejadian itu.


Candra Kirana: ...Tapi kemudian, seseorang muncul dari balik kabut. Ia menarik hamba menjauh dari area berbahaya itu. Ia… ia menyelamatkan hamba, Ayahanda.

Lihat selengkapnya