Fajar menyingsing, membawa kesibukan kembali ke pasar Sriwijaya. Seperti hari-hari sebelumnya, Arya telah membuka lapaknya. Aroma rempah-rempah yang kuat dan eksotis langsung menarik perhatian para pembeli. Prediksi Arya tepat; rempah-rempah langka yang ia temukan kemarin terjual habis dalam waktu singkat. Dengan senyum puas, ia membereskan lapaknya dan berjalan menuju keramaian, mencari makan siang.
Sementara itu, di istana, Putri Candra Kirana menerima undangan makan malam dari salah satu bangsawan terkemuka di ibu kota. Awalnya ia ragu, namun bujukan lembut dari Raja Diraja akhirnya meluluhkan hatinya.
Raja Diraja: Putriku, ini adalah kesempatan baik untuk mempererat hubungan dengan bangsawan kita. Lagipula, kau perlu sedikit hiburan setelah kejadian kemarin.
Candra Kirana: Menghela napas, Baiklah, Ayahanda. Hamba akan hadir.
Malam pun tiba. Putri Candra Kirana, ditemani Raja Diraja, tiba di kediaman bangsawan. Sambutan hangat langsung menyelimuti mereka. Saat santapan disajikan, Putri Candra Kirana terkejut dengan kelezatan hidangan yang disajikan.
Candra Kirana: Berbisik kepada ayahnya, Ayahanda, masakan ini sungguh luar biasa lezat!
Seorang pelayan yang mendengar pujian itu tersenyum bangga.