DASAR AKU! : Tahta, cinta dan cita-cita

Santi Setiawati
Chapter #5

Aneh tapi...

Setelah mendengar bahwa si Autsar sakit karena hiking, maka Syifa memutuskan untuk membesuk dia sepulang sekolah bersama yang lainnya juga.

Syifa menutupi seragamnya dengan Hoodie berwarna navy, dia dibonceng Asep dan Praha bersama Latief sebagai pengarah jalan tepat berkendara didepannya.

Sampailah mereka kepada rumah jadul bergaya Sunda, yaitu dengan setengah dindingnya terbuat dari anyaman bambu yang dipernis cat kayu. Nyaman sekali! Ciri khas pedesaan yang terletak di perumahan.

"Kok sepi?" Tanya Latief yang masih duduk di atas motor.

"Ini rumah si Autsar?" Tanya Asep memastikan.

"Heeh, dia tinggal sama neneknya karena ibunya meninggal dan ayahnya nikah lagi, kata dia ayahnya lepas tangan" pemaparan Praha sekilas tentang biografi Autsar.

Praha langsung membuka pagar kayu yang kira-kira setara dengan dadanya. Baru saja melihat bagian depan rumahnya tersebut mereka sudah kagum dengan keunikan rumah Autsar, seperti sebuah batu berbentuk mengerucut keatas yang berada didepan teras, tanaman anggur yang merambat seakan menyambut mereka dan terpajang bendera merah-putih di atas pintu rumah.

"Aneh, tapi keren" kata Asep sepintas.

Praha mengetuk pintu yang bertuliskan aksara sunda yang bertuliskan " Jalma nu baleg nyaƩta jalma nu apal tatakrama" yang artinya "manusia yang benar adalah manusia yang tau sopan dan santun"

Seorang perempuan yang berumur kira-kira 58 tahun membuka pintu. Dia tersenyum dengan gigi yang masih rapih.

"Praha?" Sambut si nenek hanya mengenal Praha.

"Nek, Autsarnya ada? Kami mau membesuknya" kata Praha dengan sopan.

"Aya, sok mangga (ada, silahkan masuk)"

Nenek tersebut mempersilahkan mereka masuk dan menunggu di ruang tamu.

"Ini pembantunya?" Bisik Asep.

"Durhaka kamu! Ini neneknya!"

Mereka kagum dengan ruang tamunya, radio tahun 80'an yang masih segar terlihat dan ada foto jadul yang terpanjang rapih berjajar.

Beberapa detik kemudian Autsar keluar dengan celana kolor hitam Dangan sarung yang menggantung di pundaknya serta berkaos Persib. Terlihat memang wajahnya pucat.

"Autsar, aku minta maaf yah!! Gara-gara aku kamu sakit" keluh Syifa menyesal.

"Enggak papa kok Fa, Lagian itu semua atas kemauan aku"

"Sakit apa kau?" Tanya Latief kepo.

"Cuman flu, nanti juga sembuh"

Asep masih berdiri melihat foto-foto yang terpajang.

"Asep!" Panggil Latief tegas, "Kau ni tak punya pantat kah? Duduklah, tak sopan menengok rumah orang macam tuh!"

Lihat selengkapnya