Sorang wanita memiliki kapasitas ingatan 128 GB, wajar jika Syifa masih ingat soal Hiking waktu itu. Dia bukan dendam, cuman nyesek aja punya ekspektasi besar waktu itu.
Mereka selalu berkumpul di meja Syifa yang berada di baris 3, tapi Asep tak berani duduk di daerah dekat Syifa.
Dulu pernah Syifa menjaili Asep. Asep duduk didepan bangku Syifa dan Latief. pada saat itu jam pelajaran masih dimulai. Syifa Asyik meraut kapur di mejanya sambil memperhatikan guru yang sedang menerangkan materi. Dan irisan kapur tersebut Syifa gosokan ke 2 jari tangannya lalu dia usap secara perlahan ke rambut Asep yang kala itu belum kena Razia. Latief menahan tawanya saat melihat kelakuan Syifa.
Kring....
Asep berdiri paling pertama sambil merapihkan rambutnya yang sudah bertaburan kapur sehingga terlihat seperti beruban. "Ke kantin, gais!!"
Syifa langsung menarik Asep keluar dan mereka menuju Kantin. Semua orang memperhatikan langkah Asep yang berjalan paling depan dengan berlaga wibawa. Latief terus menahan tawa karena Asep tak menyadari dan masih setia pada sikap tengilnya itu.
"Kenapa pada liatin nya gitu?" Tanya Asep pada dirinya sendiri.
"Heran ya?! Baru liat orang ganteng jalan?" Teriak Asep seakan terlihat terbar pesona kepada mereka yang memperhatikan sambil terkekeh.
Sayangnya rencana Syifa menjahili Asep terlihat konyol sampai di kantin gagal karena Asep langsung mengambil cermin kotak dari saku bajunya.
"Anjir... Gelo ieu mah!!!" Asep menggerutu.
Saat melihat kebelakang, Syifa dan Latief sudah tak ada. Dia langsung ke kamar mandi dan membasuh rambutnya sampai bersih tapi sayangnya rambut indah dia tercukur habis oleh Pak Wahyu dan Geng kabutnya yang tak sengaja berpapasan dengan Asep. Itu alasan mengapa Asep males duduk dekat Syifa.
***
Suasana Kantin semakin ramai karena sudah kedatangan geng Syifa yang rusuh. Tanpa ada si Asep, mungkin dia merasa malu karena sudah melanggar janjinya. Tetapi yang namanya Asep, tak tau malu! Dia langsung menyelip tempat duduk Latief sambil memohon ampun kepada Syifa yang terlihat Santai.