Arsya sudah menunggu Meira didepan gerbang sekolah. Entah mengapa Arsya merasa sangat bersemangat untuk bertemu Meira lagi. Terlihat beberapa meter dari gerbang sekolah, gadis cantik berjalan sendiri, rambut hitamnya tergerai indah. Wajah Arsya sudah terlihat berseri-seri saat melihat Meira dari kejauhan. Dia sudah bersiap-siap untuk menyapa gadis cantik tersebut.
Saat Meira sudah dekat, Arsya melambaikan tangannya dan langsung menghampirinya. Beberapa pasang mata memperhatikan gerak gerik Arsya dan beberapa dari mereka juga seperti menatap sinis ke arah Meira.
"Hai, Meira. Selamat pagi" sapa Arsya riang.
"Hai, Sya." jawabku datar tanpa menoleh kearah Arsya sedikitpun.
"Hari ini kita bisa makan dikantin bareng engga, Mei?" tanya laki-laki berkacamata itu.
"Engga" jawabku asal.
"Kalau pulang bareng bisa engga?" tanya nya lagi.
Aku menghentikan langkahku. Mencoba menatap Arsya yang ikut menghentikan langkahnya secara mendadak. Cahaya matahari membuat Arsya semakin terlihat bersinar. Wajahnya sangat sangat sangatlah tampan sekali, pantas saja dia sangat populer disekolah ini, ternyata matanya berwarna cokelat terang, aku baru saja menyadarinya sekarang, betapa aku menyukai mata dan alisnya, jika dia terus menempelku seperti ini, lama-lama aku tidak bisa bertanggungjawab pada hatiku, karena kemungkinan besar aku akan jatuh cinta padanya, batinku. Sesaat ku terdiam, hanya menatap wajahnya saja tidak mampu berkata-kata.
"Kenapa berhenti mendadak Meira?" tanya nya membuatku tersadar dari lamunan sesaat.
"Engga apa-apa" jawabku masih mencoba untuk menyadarkan diri. Ketampanan Arsya seperti menghipnotisku.
"Jadi kita bisa pulang bareng hari ini?" tanya nya ulang.
"Engga bisa" jawabku dingin.