DATASOUL: Menara Tesla

Zayyem Myue
Chapter #5

Bab 3 : Dunia Retakan Dimensi - Chapter 3.1 Soul Virus

Chapter 3.1 Soul Virus

----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Zyyma mulai menyadari bahwa dunia ini tidak hanya terasa berbeda tetapi juga terlalu sempurna. Setiap pagi ia terbangun di kamar yang sama, dengan suhu udara selalu 21,3°C, cahaya matahari yang menembus jendela dengan sudut nyaris identik, dan aroma roti panggang yang keluar dari mesin di pojok ruangan tanpa pernah ia isi bahan bakunya. Hari demi hari, dunia ini tidak berubah. Tapi juga tidak pernah stagnan. Ia seperti ilusi kesempurnaan yang diulang, dimodulasi, dan dimonitor.

Zona tempat tinggal mereka berubah seperti biasanya: pagi menjadi kafetaria, siang menjadi tempat olahraga, sore menjadi taman relaksasi. Namun hari itu, Zyyma mulai memperhatikan keanehan kecil. Seekor burung digital yang sama bertengger di pohon yang sama, terbang pada waktu yang sama, dan menghilang pada sudut langit yang sama setiap hari. Rutinitasnya bukan sekadar membosankan. Itu sintetik. Di benaknya, keraguan mulai tumbuh. Mungkinkah kehangatan senyum itu hanya kode? Kebahagiaan adalah algoritma? Dan jika ya, apa yang terjadi pada jiwa yang asli? Zyyma menggigit bibir, perasaan tidak nyaman menjalari tulang punggungnya. Ia mulai bertanya-tanya, di dunia yang serba teratur ini, adakah ruang untuk hal yang tak terduga, untuk emosi yang liar dan tak terkendali?

“Mereka mengulang skenario sosial,” kata Kirel dengan datar saat mereka duduk di padang zona sore.

“Kau pikir semua orang di sini... sadar?” tanya Axel sambil menendang batu kecil yang tidak bergulir secara alami, melainkan menghilang saat menabrak semak digital. Axel, yang biasanya metodis dan efisien, tampak terganggu. Ia mulai mencatat setiap detail aneh dalam log pribadinya, analisis yang membuatnya semakin jauh dari interaksi sosial. Zyyma melihat obsesi aneh dalam diri Axel, seolah ia sedang berusaha keras untuk memahami logika dunia ini, atau mungkin, mencari celah untuk melawannya.

“Kurasa tidak semuanya manusia,” jawab Tovan pelan. “Beberapa dari mereka terlalu... simetris.” Tovan, yang biasanya menjadi penenang kelompok, kini dipenuhi keraguan. Ia mulai bermimpi tentang kode-kode aneh dan melihat angka-angka berkelebat di udara.Ia merasa ada sesuatu yang tidak beres dengan dunia ini, sesuatu yang tidak bisa dijelaskan dengan logika atau data. Zyyma menangkap tatapan Tovan yang kosong sesekali, seolah pikirannya melayang di tempat lain, di antara realitas dan ilusi.

Zyyma diam. Ia memikirkan NPC berambut pirang yang selalu menyapa semua orang dengan kata yang sama, senyuman yang sama, dan waktu yang sama. Ia mulai menyadari bahwa sebagian penghuni zona ini bisa saja bukan jiwa manusia, melainkan aktor sistem untuk mempertahankan ilusi kenyamanan. Di benaknya, keraguan tumbuh semakin besar. Mungkinkah kehangatan senyum itu hanya kode? Kebahagiaan adalah algoritma? Dan jika ya, apa yang terjadi pada jiwa yang asli? Zyyma menggigit bibir, perasaan tidak nyaman menjalari tulang punggungnya. Ia mulai bertanya-tanya, di dunia yang serba teratur ini, adakah ruang untuk hal yang tak terduga, untuk emosi yang liar dan tak terkendali?

--------------

Di siang hari, sistem menunjuk Axel sebagai instruktur kebugaran zona. Padahal ia tidak pernah mendaftar. Saat ia menolak, sistem memaksakan sinkronisasi paksa: perubahan terjadi dalam notifikasi diam-diam, dan dalam satu detik, Axel menemukan dirinya berdiri dengan pakaian pelatih dan tubuhnya bergerak otomatis menjalankan demonstrasi. Matanya kosong, senyumnya kaku. Ia seperti avatar yang dikendalikan dari jarak jauh. Setelah sesi selesai, ia kembali ke tempat duduknya dengan napas terengah, tidak sepenuhnya sadar. Ada ketakutan dalam tatapannya sekarang, bukan hanya kebingungan. Seolah tubuhnya sendiri menjadi medan perang antara dirinya dan sistem. Axel mencengkeram tangannya erat-erat, merasakan sensasi aneh ketika sistem mengambil alih tubuhnya. Ia mulai bertanya-tanya, jika sistem bisa mengendalikan tubuhnya, seberapa jauh ia bisa mengendalikan pikirannya?

Tovan juga terkena dampak. Ia mendapati ingatannya sehari sebelumnya hilang. “Aku ingat kita latihan di zona sore... tapi tak bisa ingat apa pun setelahnya.” Kirel memindai kode data di belakang tengkuknya dan menemukan file resinkronisasi: dipaksakan oleh sistem pusat tanpa izin pengguna.

“Mereka memprogram ulang kita. Perlahan,” gumam Kirel. Nada bicaranya dingin, tapi Zyyma bisa merasakan getaran kemarahan yang ditahannya. Ia selalu menjadi yang paling skeptis, tapi sekarang, skeptisismenya berubah menjadi permusuhan yang membara. “Mereka mengambil ingatan kita, bagian dari diri kita. Apa selanjutnya? Emosi? Jiwa?” Kirel mulai menulis kode-kode rahasia di perangkatnya, matanya berkilat-kilat penuh tekad. Zyyma melihat ada perubahan dalam diri Kirel, seolah ia sedang mempersiapkan diri untuk perang melawan sistem.

Malamnya, Zyyma duduk termenung. Kamar terasa terlalu sunyi. Ia mulai menguji sistem secara diam-diam. Tidak menyapa NPC. Melewati zona perintah tanpa mengikuti kegiatan. Berdiri lebih lama dari yang diizinkan di area "tanpa tujuan."

Lihat selengkapnya