DATASOUL: Menara Tesla

Zayyem Myue
Chapter #22

Chapter 4 Hari Ketika Soulcode Menjadi Wajib

 

Pesan balasan untuk Maelis Roran tidak datang dalam bentuk teks atau suara. Pesan itu datang sebagai sebuah keheningan. Selama dua hari penuh setelah ia mengirimkan botol digitalnya ke lautan data, tidak ada yang terjadi. Terminalnya sunyi. Tidak ada balasan, tidak ada peringatan, tidak ada jejak pengawasan yang aneh. Keheningan itu sendiri adalah sebuah jawaban, sebuah tes kesabaran yang dirancang untuk menyaring mereka yang panik dari mereka yang menunggu.

 

Pada hari ketiga, saat Maelis hampir menyerah, sebuah glitch muncul di sudut layarnya. Bukan glitch acak yang biasa terjadi pada jaringan yang kelebihan beban, melainkan sebuah pola yang disengaja. Serangkaian karakter rusak membentuk gambar spiral yang berdenyut perlahan selama tepat tiga detik, lalu lenyap. Tidak ada jejak. Tidak ada log kesalahan. Itu adalah sebuah ketukan di pintu digital yang tak terlihat.

 

Beberapa jam kemudian, sebuah paket data fisik tiba di mejanya, diantar oleh kurir anonim yang wajahnya tersembunyi di balik helm pengantar makanan. Di dalamnya hanya ada satu benda: sebuah kartu perpustakaan kuno dari Arsip Kota yang telah ditutup puluhan tahun lalu. Di bagian belakang kartu, dengan tulisan tangan yang rapi, hanya ada dua kata: "Bagian Sejarah Terlarang. Pukul 21.00."

 

Maelis tahu ini adalah undangan sekaligus ujian terakhir. Arsip Kota adalah salah satu dari sedikit bangunan publik yang tidak pernah sepenuhnya terintegrasi ke dalam TeslaGrid. Sistem kabelnya terlalu tua, fondasinya terlalu rapuh untuk dipasangi sensor modern. Tempat itu adalah sebuah pulau analog di tengah lautan digital tempat yang sempurna untuk percakapan yang tidak boleh didengar.

 

Malam itu, di tengah hujan es yang menusuk, Maelis berjalan melewati lorong-lorong berdebu di Arsip Kota. Udara berbau kertas tua dan pembusukan yang lambat. Di Bagian Sejarah Terlarang, di antara rak-rak yang berisi buku-buku tentang perang dunia lama dan revolusi yang terlupakan, seorang wanita muda menunggunya. Ia tidak tampak seperti seorang pejuang atau mata-mata. Ia tampak seperti seorang mahasiswi, mungkin tidak lebih dari dua puluh lima tahun, dengan mata yang tajam dan tenang.

"Kau Maelis Roran," katanya, bukan sebagai pertanyaan. "Kau mencari sekutu."

 

"Aku mencari kebenaran," balas Maelis. "Dan orang-orang yang masih peduli padanya."

 

Wanita muda itu tersenyum tipis. "Kebenaran adalah kemewahan yang tidak lagi kita miliki, Nyonya Roran. Saat ini, yang kita miliki hanyalah kelangsungan hidup. Kami adalah 'generasi infiltrator'. Kami tidak melawan sistem secara terbuka. Itu bunuh diri. Kami hidup di dalam celah-celahnya, di dalam glitch-nya. Kami adalah hantu di dalam mesin."

 

"Apa tujuan kalian?" tanya Maelis.

 

"Untuk mengingat," jawab wanita itu. "Saat sistem memaksa semua orang untuk sinkron, ia juga memaksa mereka untuk melupakan. Kami adalah arsip hidup dari dunia sebelum Soulcode. Kami menjaga ingatan tentang kebebasan, tentang privasi, tentang apa artinya menjadi manusia tanpa harus terhubung. Kami tidak bisa menghentikan apa yang akan datang. Tapi kami bisa memastikan bahwa ada sesuatu yang tersisa setelah semuanya berakhir."

Lihat selengkapnya