Perburuan hantu di dalam Jaringan Gema berlangsung selama berminggu-minggu. Bagi Silas, ini menjadi obsesi pribadi. Setiap malam, ia duduk di depan terminal-nya, mencoba memetakan pergerakan entitas tak dikenal itu. Ia membangun perangkap digital, honeypot data, dan sensor anomali, tetapi setiap kali ia merasa hampir berhasil, jejak itu lenyap, hanya menyisakan gema statis yang seolah mengejeknya.
"Dia bukan sekadar bersembunyi," kata Silas pada Kenji suatu malam, matanya merah karena kurang tidur. "Dia menari. Dia tahu setiap langkah yang akan kita ambil bahkan sebelum kita memikirkannya. Ini bukan sekadar keahlian teknis. Ini... intuisi. Sesuatu yang tidak bisa ditulis dalam kode."
Kenji mengangguk perlahan. "Mungkin karena dia tidak pernah belajar kode seperti kita. Mungkin dia... terlahir di dalamnya."
Sementara itu, di sisi lain kota, di sebuah unit apartemen kecil yang tersembunyi di puncak gedung pencakar langit yang terlupakan, Senna mengamati perburuan itu dengan senyum tipis. Ia bukanlah penyusup di jaringan mereka; ia adalah bagian dari fondasinya yang tak terlihat. Ia telah berada di sana sejak awal, mengamati kelompok Kenji terbentuk, menguji pertahanan mereka, dan menilai niat mereka.
Senna tidak pernah mengenal dunia sebelum kabel jiwa. Ia lahir di dalam bayang-bayang, dari orang tua yang merupakan bagian dari "generasi infiltrator" pertama mereka yang menolak sinkronisasi sejak awal dan memilih untuk hidup sebagai hantu digital. Baginya, TeslaGrid bukanlah penjara; itu adalah hutan belantara, sebuah ekosistem yang harus ia pelajari untuk bertahan hidup.
Masa kecilnya tidak diisi dengan taman bermain atau sekolah. "Sekolah"-nya adalah simulasi peretasan yang dirancang oleh ayahnya. "Taman bermain"-nya adalah lapisan-lapisan data yang terlupakan di TeslaGrid. Ia tidak belajar membaca dari buku, tetapi dari barisan kode. Ia tidak belajar berbicara dengan orang lain, tetapi dengan meniru pola komunikasi AI dan bot sistem.
Pelajaran terpenting datang dari ibunya, seorang shifter legendaris di komunitas mereka.
"Untuk menjadi hantu," kata ibunya suatu hari, saat mereka duduk di dalam simulasi hutan digital yang mereka ciptakan sendiri, "kau tidak boleh mencoba menjadi tak terlihat. Itu mustahil. Sistem selalu melihat. Sebaliknya, kau harus menjadi segalanya sekaligus. Jadilah daun yang jatuh, jadilah angin yang berdesir, jadilah glitch di bayangan pohon. Jangan memiliki satu bentuk. Jadilah gema dari semua bentuk di sekitarmu."
Itulah inti dari Echoform, virus atau lebih tepatnya, keterampilan yang diwariskan kepadanya. Itu bukanlah program yang bisa diinstal. Itu adalah cara berpikir, cara menjadi. Senna belajar untuk tidak melawan aliran data, tetapi untuk menyatu dengannya. Ia bisa mengubah tanda tangan digitalnya agar terlihat seperti lalu lintas data biasa. Ia bisa meniru pola NPC yang lewat. Ia bisa menjadi gema di dalam sistem, sebuah anomali yang begitu halus sehingga dianggap sebagai bagian dari kebisingan latar belakang.
Ia telah mengamati kelompok Kenji selama berbulan-bulan, tertarik oleh keberanian mereka yang naif. Mereka adalah jenis perlawanan yang berbeda. Mereka tidak lahir dalam bayang-bayang; mereka memilihnya. Dan itu membuat mereka berbahaya sekaligus berharga.
Malam ketika Silas akhirnya berhasil menjebaknya, itu bukan karena Silas lebih pintar. Itu karena Senna membiarkannya.
Silas telah menciptakan sebuah "ruang hampa data," sebuah anomali yang begitu aneh sehingga ia tahu pengguna misterius itu pasti akan datang untuk menyelidikinya. Dan benar saja, ia melihat riak kecil itu muncul. Kali ini, alih-alih mencoba menangkapnya, Silas hanya membuka sebuah saluran komunikasi yang paling sederhana dan tidak terenkripsi. Sebuah undangan, bukan tantangan.