DAUN JATI BERBISIK

Oleh: DENI WIJAYA

Blurb

Perjuangan penuh liku seorang anak rimba yang mencari keadilan hukum untuk sang ayah yang di penjara karena dituduh telah melakukan pencurian dan penyelundupan kayu jati gelondongan. Dalam usahanya meyelamatkan hutan jati di kawasan Blora dari pembalakan liar, Budiman harus menghadapi perlawanan dari para cukong kayu.

"Mengapa mereka merusak hutan, apakah mereka tidak sadar hal itu bisa menyengsarakan anak cucu mereka nanti? Apa jadinya jika negeri ini tanpa hutan?" -BUDIMAN-

Bahkan saat terjadi pertarungan dua orang berpengaruh dalam memperebutkan kursi kepala desa membuat suasana desa Randublatung kian memanas.

Budiman tiba di kampung halamannya setelah beberapa tahun merantau ke ibukota Jakarta untuk mencari tahu keberadaan ayahnya. Dan beruntunglah dia masih sempat melihat kakeknya, Mbah Karim, orang yang telah merawatnya sejak ayahnya ditangkap dan menghilang tanpa ada kabar karena kasus pencurian kayu jati gelondongan di kawasan hutan jati Blora, hingga menghembuskan nafas terakhir. Mbah Karim terluka parah saat melakukan perlawanan dalam peristiwa pembakaran lahan jati miliknya.

Budiman sangat menyesal karena tidak diberi kabar sewaktu kakeknya sakit. Budiman menduga Paman Rusmaya , adik misan ibunya yang juga dirawat kakeknya, sengaja menghalanginya untuk maksud tertentu. Dari Pak Munirlah, guru Budiman saat di sekolah dasar, dia mengetahui jika Paman Rusmaya menjual beberapa lahan tanaman jati kakeknya untuk biaya kampanye menjadi kepala desa. Memang saat ini ada pertarungan antara dua pria berpengaruh di desanya yang berambisi jadi penguasa semakin memuncak.

Setelah beberapa tahun meninggalkan kampung halamannya, Budiman dibuat takjub melihat perubahan yang terjadi di desanya. Di sana-sini bermunculan rumah baru dengan arsitektur modern. Orang-orang desa kaya mendadak karena menjual tanah dan kebunnya pada orang kota.

Budiman dimusuhi oleh Andika, anak Juragan Umar, yang juga berambisi menjadi kepala desa. Sementara itu, ternyata Paman Rusmaya banyak berhutang pada Pak Handoyo untuk urusan kampanye, bahkan dengan janji akan memberikan tanah pekarangan milik almarhum kakek Budiman.

Selama di desa, Budiman ingin menikmati lagi hidup sebagai orang desa. Dia ingin merasakan segarnya mandi di sungai seperti dulu, dan di sinilah dia Kembali dipertemukan dengan Sri Ratih, seorang janda cantik dengan satu anak yang juga seorang penari ronggeng.

Sementara itu kampanye yang dilakukan oleh Juragan Umar dan Paman Rusmaya untuk merebut hati rakyat semakin gencar diantara daun-daun jati kering yang rontok berguguran di musim kemarau. Ternyata Juragan Umar terlibat kasus pencurian dan penyelundupan kayu jati gelondongan bersama seorang cukong perusahaan kayu asal luar negeri. Karena itulah Budiman bertekad untuk melawan dan membongkar semua kejahatan Juragan Umar.




Lihat selengkapnya