Sore itu aku duduk di sofa dengan tenang, menunggu air mendidih sembari menatap layar kaca yang menampilkan tayangan kartun dan tentu saja sambil menggendong balita gembil yang baru terlelap. Setelah kemarin malam mendadak diserang panas tinggi, anak perempuanku Eliza menjadi agak rewel dan terus menangis, sampai tidak mau berada jauh dari ibunya.
Kuraih remote control di atas meja, mengarahkannya ke layar tv dan menekan salah satu tombol untuk mengganti channel. Berhenti pada sebuah acara berita sore. Robby Darmo selaku pewarta yang cukup terkenal (bahkan aku pun mengidolakannya), menyampaikan berita terbaru mengenai seorang musisi muda berkebangsaan Indonesia yang belakangan ini semakin naik daun, melebarkan sayapnya ke seluruh dunia. Musisi berperawakan jangkung itu baru saja tiba di Tanah Air malam tadi. Kabarnya dia akan menjadi salah satu pengisi acara musik akhir tahun di Jakarta. Rambut pemuda itu agak kecoklatan dan wajahnya tampak lebih mempesona. Tidak hanya oleh penggemar, sang idola disambut banyak wartawan yang hendak meliputnya. Ia melambaikan tangan sembari tersenyum hangat.
Ah, senyumnya... masih tetap sama seperti yang terakhir kali kuingat.
7 tahun silam.
Terakhir kalinya aku dapat melihat Jo si pengganggu berputar di sekitarku. Tidak cuma di sekolah, Jo bahkan sampai mengikuti ke rumah. Laki-laki remaja bertubuh kurus dengan potongan rambut aneh serta berhidung besar itu nyaris setiap pagi selalu berdiri di depan pagar rumah sembari meneriakan namaku keras-keras. Saking seringnya, para tetangga pun sampai kenal dengan bocah itu.