15 TAHUN KEMUDIAN
"Pertandingan terakhir adu pedang..." pembawa acara berkumis itu heboh mengumumkan final kompetisi Luke's Penrak.
Kegiatan tahunan penduduk Na's Island yang unjuk kemampuan dalam bertarung menggunakan pedang. Ini adalah tahun kelima perhelatan Luke's Penrak diadakan. Arti dari penamaan itu merupakan singkatan.
Pedang peraknya Luke.
Komandan Na's Island yang mampu menghadirkan kedamaian di pulau indah ini sejak dinobatkan. Bagi para pemuda Na's Luke adalah idola. Dari segala penjuru pulau, semuanya berkumpul di lapangan ini hanya untuk melihat pedang perak milik Na's Luke akan di berikan pada siapa.
Tanah hijau satu tingkat dibawah taman cantik otonom Sevaqi, halaman Gua Dunkel, menjadi saksi bisu rasa persatuan dan persaudaraan Na's Island.
Tidak hanya para lelaki saja, tapi kaum hawa juga rela panas panasan disini. Bisa dikatakan, Luke's Penrak juga tempat mencari suami idaman.
Pemuda gagah utara, selatan, barat dan timur. Jika telah berumur 17 tahun harga diri memaksa untuk mereka berbondong bondong untuk berkompetisi.
"Astaga! Ksatria bertopeng kuning matahari sangat tampan," puja beberapa gadis di tepi ketika melihat lelaki berbadan tegap berjalan tegas ke tengah arena dengan pedang di tangannya.
"Benar! Dia sangat tampan walaupun tertutup topeng," sahut yang lain mengiyakan bahwa pemuda yang maju ke final untuk ketiga kalinya itu adalah idola mereka.
Ksatria bertopeng kuning matahari. Pemenang Luke's Penrak 2 tahun terakhir. Satu satunya yang mendapat gelar itu berturut turut.
Sejak kehadirannya sebagai peserta termuda 3 tahun lalu dan menjadi juara satu, namanya menjadi pembicaraan penduduk Pulau Na. Walau bukan nama asli, tetapi orang orang menyebutnya Ksatria bertopeng kuning matahari karena di setiap kemunculannya pemuda itu selalu memakai topeng berwarna kuning.
Arti cerah itu sebenarnya kontras dengan aura Ksatria bertopeng kuning matahari. Dia justru terlihat misterius, tegas dan sangat dingin. Maka darinya, banyak yang menyebut Ksatria bertopeng kuning matahari mirip dengan Na's Luke.
"Tapi Ksatria bertopeng hijau daun juga menawan," kelompok perempuan di sisi lain memuji lawan si juara tahun lalu itu.
"Dia tampan dan membawa kedamaian," opini itu disetujui gadis lainnya.
Berbeda dengan Ksatria bertopeng kuning matahari, seorang pendatang baru yang namanya melejit sejak babak penyisihan, memiliki kesan damai dan menyejukkan.
Dia mampu maju ke putaran final setelah mengalahkan lebih dari 100 pemuda.
3 hari lalu, sistem gugur dilakukan untuk kompetisi ini. Dibuat dua kelompok semua peserta bertarung di atas kuda. Singkatnya, siapa yang bertahan paling lama di atas kuda lanjut ke babak selanjutnya. Diambil 20 pejuang untuk saling berduel dan begitu seterusnya sesuai pohon akar pertandingan.
DONG
Lonceng besar perunggu di pukul oleh Luke, menandakan waktu mulai. Luke ada di acara ini sebagai apresiasi. Dia juga yang menyediakan salah satu pedang perak koleksinya sebagai penghargaan kepada juara.
Suasana tegang menahan penonton berteriak untuk sekedar menyemangati. Mata mereka berada di satu titik perhatian.
Wasit sudah berada di luar garis segiempat. Rumput hijau berpola di batasi akar greya sebagai arena. Hanya dua pemuda bertopeng yang memegang pedang saling tukar pandang di tengah lapang.
"Kau peniru," lirih namun penuh penekanan menjadi suara pembuka ksatria bertopeng kuning matahari untuk menurunkan mental lawan.
"Namamu akan sirna jauh oleh pedang keahlianku," tak terpengaruh oleh ejekan sarkas lawan, Ksatria bertopeng hijau daun mulai menyerang.
Kaki kanannya maju selangkah bersamaan dengan ayunan pedang ke depan. Namun, ksatria bertopeng kuning matahari mampu menghindar dengan mudah.
"Kau yakin dapat melawanku, sepupu?"
Tunggu!
Sepupu?!
"kau..." konsentrasi si pendatang baru buyar menjadi saat yang tepat bagi si juara bertahan menyerang.
Diayunkan pedang penghargaan tahun lalu itu. Akan tetapi, pemuda dihadapannya dapat menahan pedang dengan pedang di depan wajahnya.
"Kak Noa?!"
"Peniruku, Leeo."
***
"Na's Luke, Na's Lucas ingin menemuimu di rumah istana," tangan kanan Luke, Sir Drapati yang setia di sisi belakang Komandan Na's Island itu, berbisik ke telinga Luke yang tengah asyik menonton babak final Luke's Penrak.
"Ada urusan apa?" Tanya Luke tanpa menoleh.
"Yugos dari Otonom Sevaqi datang ke rumah istana."
Setelah mendengar kalimat itu, Luke memberikan amanat pada Sir Drapati untuk menggantikannya di sini dan memberikan penghargaan pada pemenang adu pedang ini nanti.
Ketika Luke pergi dengan kuda kembali ke istana, Ksatria bertopeng kuning matahari dan hijau daun masih bertarung panas.
Identitas mereka yang asli adalah Na's Noa, putra Na's Luke, Komandan Na's Island dan Na's Leeo, putra Na's Lucas, pemimpin pemerintahan Na's Island.
"Kau didiskualifikasi," Noa mengarahkan pedangnya ke arah bahu kanan Leeo seraya mengancam adik sepupunya mengingat Leeo baru berusia 15 tahun.
"Kau akan mendapat amarah paman Luke karena bersembunyi di balik topeng," berhasil menghindar agar pedang tajam tak mengenai bahu, Leeo membalas ancaman Noa dengan peringatan bahwa jika Luke tahu pasti Noa dicap bukan pemberani.
"Yang penting aku bukan peniru!" Marah akan sudut bibir sebelah Leeo yang terangkat mengejek, Noa cepat menargetkan lutut Leeo.
"Akhh!" Tak siap akan serangan bagian bawah, kain celana Leeo di bagian lutut kiri robek dan darah mengalir segar dari kulit.
Alhasil Leeo jatuh terduduk. Detik itu juga Noa tak kenal ampun menyerang Leeo kembali. Kini Leeo lebih fokus dan menghindar dengan berguling ke kanan.
Tenaga serangan Noa yang kuat membuat dia kehilangan keseimbangan dan jatuh ke tanah dengan tumpuan telapak tangan. Noa mendengus kesal.
Giliran Leeo membalas. Diayunkan keras pedang ditangannya seperti akan memotong rumput tanah dibawah kaki Noa. Untung ekor mata Noa melihat gerakan itu dan tubuhnya terangkat agar kakinya menghindari pedang dengan beban di beratkan pada tangan.