DE'POTTER

Arif Budiman
Chapter #7

LAMPAU DIRI SENDIRI

Beberapa kejadian masa awal di SMA cukup membuatku harus bisa menerima kenyataan. Aku diberi amanah menjadi penerus "Kuasa Tanah Jawa". Aku masih tak pedulikan Amanah Budaya. Aku ngga mau tau, apa itu Misi Amanah Budaya. Aku selalu cuek jika berurusan dengan tugas ini.

Dan ciri atau perlengkapan untuk bisa mengemban amanah itu pun telah menempel di tubuhku. Hanya saja aku belum bisa menggunakannya dengan baik. Termasuk macan putih, aku belum mengenalnya dengan baik. Aku mengalami kejadian yang sangat supranatural. Sesuatu yang tak biasa bagi manusia pada umumnya. Kejadian itu antara lain kejadian dimana aku bisa menghilang dari satu tempat dan bisa tiba-tiba ada di tempat lain, menjadi fakta bahwa aku mulai menyadari ada kekuatan dalam tubuhku. Ada potensi yang harus aku gunakan, dan bukan disia-siakan. 

"Kok Bisa! hal semacam ini terjadi padaku!" Aku masih sangat heran. Pak Charly tak bosan mengajakku bicara soal ini. Ia sering mengajakku ikut karawitan. Pendidikanku tentang Budaya Jawa ya lewat pementasan-pementasan Wayang, yang sering Pak Charly gelar di sekolah ini.

Di sela waktu, ia biarkan aku mengeksplorasi kemampuanku. Aku diajaknya menghilang dari satu tempat ke tempat lain. Berkunjung ke Goa Jatijajar, tiba-tiba di Pantai Selatan. Sekejap berikutnya sudah di atas SMA Depoteter. Sekejap berikutnya di atas Waduk Sempor.

Secara logika, apakah ini ilmiah. Itulah sebabnya mungkin kisah ini akan dinilai sebagai tidak logis. Meski aku harus jawab bahwa apa yang terjadi dalam kisah ini sangat logis. Jika para scientist menilai ini tidak ada dalam kenyataan, silahkan nilai ini tidak logis. Tapi sesungguhnya kisah ini adalah nyata. Saya mau katakan kisah ini sangat nyata. Ini kisah nyata bukan rekayasa. Ini lah yang kurasa dan kualami dalam memahami amanah budaya dari para leluhurku "Kuasa Tanah Jawa". Inilah jiwa kami. Inilah gejolak yang ada dalam dada kami, para penerus "Kuasa Tanah Jawa".

Aku sendiri sebenarnya hamper tak percaya. Apa ini logis. Adakah penjelasan Logika dalam peristiwa Menghilang ini. Haha! Sekali lagi meskipun aku penganut Supranaturalis, tapi aku juga penganut logika umum. Aku hanya menambahkan sendiri sisi ilmiah dalam dunia supranaturalis. 

"Bagiku ini semua Logis!" yakinku. aku tertarik dengan mengangkat satu episode pembelajaran Logika di Kelas Matematika saat SMA kala itu. Belajar logika bersama Pak Kunnaji, sepertinya menjelaskan logika atas apa yang kulakukan. Aku bisa menghilang! Bagaimana Logika menjawab pertanyaan ini. Kelas Logika, menjadi cukup menggugah kesadaran betapa Akal adalah alat yang berfungsi sangat mekanis dan tak sedikit mampu mengukur sebuah perhitungan yang sulit. Ketika ruang dan waktu diabaikan.

Ketika jarak tak perlu ditempuh. Ketika ruang dengan definisi kita tak ada. Maka, tidak ada definisi yang bisa menjelaskannya kecuali bahasa Jiwa. Bisa jadi mata tak lagi melihat. Bisa jadi kita tak bisa memahami cahaya.

Kata Pak Kunnaji di sesi kelas Logika menarik, dijadikan Landasan Teori Logika dasar.

Kecepatan adalah Jarak dibagi waktu. X dibagi Nol, maka tak terdefinisikan. Atau X dibagi tak terhingga, hasilnya adalah tak terhingga? Secara teoritis, hasilnya jelas, rumusnya ada. Hanya ia bernilai tak terdefinisikan.

Aku seperti sedang mendapatkan legitimasi Ilmiah tentang apa yang sedang kualami. Sangat mungkin logika ini adalah pertemuan antara dunia mistik dan dunia nyata. Mungkin mistik adalah satuan tak terhingga itu, dunia yang tak terdefinisikan, tak terhingga. Tak berbatas, tak punya ukuran, tak punya satuan.

Untukmu Wahai Para Ilmuwan dan Para Saintis: 

"Jika kalian para ilmuwan mempunyai istilah-istilah seperti dunia tak terbatas, tak terhingga dan atau tak terdefinisikan, maka tempat bagi kami ada, yaitu ruang-ruang yang kalian sebutkan sendiri. Dan kalian mengakui bahwa kalian tak mampu mendefinisikannya. Karenanya tak perlu menyombongkan diri bahwa ukuran kalian yang paling benar!"

Aku yang sedang berada di batas-batas ruang. Aku sedang terbang melayang di atas awan. Aku yang saat ini sedang mencoba kemampuanku. Terbang di atas hutan-hutan sepanjang sungai Serayu. Atau bukit-bukit di Kabupaten Banjarnegara. Melesat di atas danau Sempor, tempat para Satria Utara. Tapi aku harus hati-hati sebab jangan sampai terjadi bentrok dengan Para Satria Utara yang Awas Matanya. Juga melintas di atas Waduk Wadaslintang. Di daerah-daerah ini aku masih nyaman. Tapi begitu melintas di atas bukit-bukit Dieng Wonosobo, aku mendapat serangan Supranatural dan dikejar para Satria dari Utara. Itulah kemampuan spiritualku yang kini kupunya.

Sobat, aku juga bisa menghilang. Aku mampu melampaui semua batas-batas ruang dan waktu. Aku sedang mencoba semua kekuatan yang kupunya. Sesungguhnya bukan aku yang menghilang. Yang berasumsi pada ketiadaan tubuh fisik kita dan atau tiba-tiba ada di tempat lain. Bukan pula aku yang mampu menghilangkan dimensi-dimensi waktu dan atau batas-batas serta ukuran manusia.

Hanya saja, dalam hitungan mistik ini, aku akan dinilai sebagai sosok yang tak terbatas. Aku bisa berbicara dengan masa lalu tanpa harus melewati jarak-jarak ruang dan waktu. Aku tak bisa jauh menjelaskannya. Intinya aku didukung oleh kekuatan supranatural. Aku bisa berbicara dengan masa laluku.

Aku ada di luar ukuran-ukuran manusia pada umumnya. Aku ada. Aku tak logis dalam ukuran Ilmiah. Aku sedang memperhatikan bagaimana manusia keluar dari batas ruang dan waktu dalam kelas logika, yang sesungguhnya adalah warisan pemikiran Aristoteles, di filsafat Islam di kembangkan oleh Ibnu Sina dan para pengikut Peripatetik setelahnya

Penjelasan Pak Kunnaji tentang menghilang dengan asumsi-asumsi berpindahnya orang dari satu tempat ke tempat lain sebagaimana umum dipahami orang, bagiku cukup menarik.

“Cring!" Kita bisa ke Mekah, dalam sekejap itu bisa. Kita bisa kembali ke masa lalu. Dalam hitungan matematika itu ada. Tidak ada yang mustahil. Asal seluruh unsur dan premis untuk itu terpenuhi.

“Menghilang adalah dimensi fisik sekaligus matematis yang melibatkan ukuran kecepatan” Coba bayangkan jika ruang dan waktu diabaikan? Maka sangat mungkin manusia modern menemukan sesuatu yang dinamakan menghilang Cling! atau pindah tempat secara tiba-tiba?

Rumus yang menggugah.

Rumusan yang membuatku jadi berpikir jauh tentang kekuatan akal. Antara Tradisionalitas yang menyuguhkan metafisika di satu sisi dan modernitas yang mendasarkan pada rasionalitas atau pembuktian.

Aku sedang menjelaskan dengan bahasa-bahasa logika yang sekiranya itu bias diterima. Bahasa mistik hanya menjadi kesan-kesan mengerikan dan menakutkan. Pada akhirnya konsep Selatan itu selalu diidentikan dengan Kuasa Laut Selatan, seorang Putri dengan kekuasaan Selatan dan dikesankan dengan seekor ular, pesugihan dan lain sebagaianya

Lihat selengkapnya