DE'POTTER

Arif Budiman
Chapter #11

PACAR SEJAK KECIL

Oh Iya aku mau cerita tentang wanita cantik yang kini selalu mengejar-ngejarku itu. Ia dijodohkan denganku. Putri Selatan. Akhir-akhir ini, ia begitu intensif datang dalam kehidupanku. Iya tepatnya saat aku dinilai mulai beralih pada wanita lain. Ia sering datang ke Kebumen di dekat Stasiun Kebumen. Ia juga sering datang ke kontrakanku di Gombong. Biyung sangat suka padanya, sebab memang beliau yang meminta. Kata Biyung, aku sudah dijodohkan dengannya.

Ia temanku sejak kecil. Bahkan Biyung bilang kalian cocok jadi pacar. Sejak kecil ia sering menemaniku main di pinggir pantai. Ya benar sekali, aku memang sering ada bersamanya. 

Aku mau cerita sedikit saja ya, yaitu kisah tentang bagaimana masa kecil kami di tempat ini. Dahulu saat aku masih SD. Saat pertama Romo dan Biyung mulai berkonflik. Biyung milih pergi menjauh atau tetirah di Menganti. Sementara itu, Romo akan tetap di Panjer sebab beliau dinas di pemkab.

Di Pantai Menganti, kami tinggal di sebuah rumah sederhana. Entah nyewa atau sekedar kantor bisnis. Seperti Villa, tapi cukup eksotis. Aku tak tahu persis untuk apa peruntukan rumah itu. Pernah juga ada orang yang menyewa tempat ini untuk menginap. Yang jelas, biyung sering datang ke rumah ini. Sudah lama kami tinggal disini. Dan di pantai inilah aku bertemu dengan Putri. Aku sangat mengenalnya. Kami sering tertawa bersama dalam basah karena air ombak yang menerpa. 


Padahal kami punya Rumah di Kebumen, dekat stasiun. Tapi biyung, sering tinggal di Menganti ini. Katanya Beliau sangat nyaman tinggal di Menganti, sambil usaha jualan disini. Beliau juga menyediakan beberapa warung untuk dagang. Beliau juga tampak bredagang. Biyung memang suka berdagang. Meski secara penghasilan sudah mencukupi, tapi Biyung suka mencari tambahan. Bapakku adalah seorang pegawai negeri di Dinas Pekerjaan Umum Kebumen.

 

Dulu kehidupan kami sangat sederhana. Ada gejolak ekonomi di keluarga kami. Tapi setelah kami sering tinggal di tempat ini, yaitu saat aku menginjak masa SD, hidup kami mulai membaik. Usaha biyung memberi sewa lapaknya cukup mendukung ekonomi keluarga. Apakah benar dari usaha ini? Aku tak tahu pasti. Ada orang yang mengatakan padaku, Biyung ikut pesugihan. Saat itu aku belum paham. Itulah sebabnya mengapa Biyung sering ada di Manganti. 


Aku juga menikmati tinggal di pinggir Pantai ini. 


“Aku pernah bertanya Biyung kenapa kita tinggal di pinggir pantai seperti ini Biyung…? 

Biyung katakan “Kan nggak setiap hari, hanya pada bulan-bulan tertentu saja biyung tinggal disini. Aku tidak tahu apa alasan sebenarnya apa sampai harus tinggal di pinggir Pantai Menganti?


Apapun, aku tetap senang tinggal disini. Tanpa Romo, tanpa sosok Ayah. Keduanya sering berbeda paham. Aku kesini karena antara keduanya sering misuh (ada konflik). Diantara mereka berdua selalu ada saja momen saling musuhan satu dengan yang lain. Aku sering merasa sedih saat mereka sudah saling adu argumen. Aku lebih memilih menutup telinga saat keduanya saling misuh satu dengan lainnya.


Aku sering main di pinggir pantai, itulah keseharianku jika Biyung tinggal lama di Manganti. 

Aku mulai berkenalan dengan Putri saat , Anak Bu Hartini dan Pak Sambodo. Suatu hari aku pernah diajak bermain-main di pinggir pantai bersamanya. 


Sehari kenal dengannya saja aku langsung akrab. Ia sebenarnya gadis yang cantik. Walau ada aura aneh di dirinya. Tapi aku tak memperdulikannya. Namamu siapa…? Aku Putli….…! Ia bukan menyebut Putri tapi Putri…..! Aku ingat betul kata-katanya masih dengan nada cadel itu.  


Di belakang kami, tentu ada kedua orang tua kami yang memperhatikan. Mereka tampak senang. Tentu mereka sedang mengukur masing-masing keberadaan kami. Mereka sedang berusaha mendekatkan aku dengan Putri. Kami akan dijodohkan. Begitulah yang sebenarnya.


“Cocok Ya Mbakyu…..! Kata Biyungku yang memang sangat ingini perjodohan ini. 


“Nanti setelah besar mereka akan jadi pasangan yang serasi. Pasangan yang akan memperkuat kerajaan Supranatural, bukankah itu keinginan kita bersama Bu Hartini.?”


“Mudah-mudahan, waktunya akan tiba. Hahahaha. Hahahaha!”

Lihat selengkapnya