DE'POTTER

Arif Budiman
Chapter #19

TEMAN SETERU

Aku berseteru dengan Saman bukan hanya di Sekolah ini, tapi juga di tempat lain, itulah seteru yang sering terjadi dengannya


Aku berseteru dengan lelaki ini, suatu kejadian yangberkali-kali, bukan sekali dua kali. Di sekolah ini, aku sering adu kekuatan dengannya. Bukan hanya di SMA Depotter ini, tapi juga di tempat lain, itulah seteru yang sering terjadi dengannya. Duel itu hal yang biasa. Saman sangat tak ingin aku menjalin hubungan dengan Nadya. Ia merasa dirinya pantas memiliki Nadya, padahal, jauh. Sangat jauh. Meskipun satu Trah tapi saman bukan levelnya.

Suatu hari, aku pernah sedang berseteru dengan Saman, tapi kelihatan oleh Pak Mahdi. Di lorong belakang Sekolah yang terlihat langsung di Jalan Potongan. Hey Kalian Ngapain. Kami beranjak dari duduk dan mendengar apa kata Pak Mahdy. Aku tertunduk,

“Kalian Berantem!? kata Pak Sumedi. “Ia yang duluan Pak!” jawabnya. “Ia  sangat menyebalkan Pak! ungkapku. 

“Sudah! Sudah!” Pak Mahdy berusaha melerai, dan cengkraman itu pun dilepasnya. 

“Sekarang kembali ke kelasnya masing-masing.” Saman, tanpa salam hormat, langsung ngeloyor, pergi meninggalkan gurunya.. 

“Dasar songong Kamu!” kataku pada Salman. Kalo aku tentu cium tangan dulu. Setidaknya itu etika dasarnya dalam komunikasi siswa..

Dan Kau Rio, Bukannya kamu harusnya kumpul bareng anak Rohis untuk Hafalan AL Quran. Saya Ngga Bisa Jadi Hafizh Pak. Ya tapi kamu kan bantuin temen yang lain agar sukses seleksi hafiz nya. Iya pak Siap. Ya sudah sana pergi. 

Iya pak. Sambil pergi, aku tertunduk. Aku sedang berpikir tentang Beliau. Ia bukan sekedar guru. Ia juga aktivis Organisasi Keagamaan. Ia yang mengajak anak-anak SMA untuk ikut IPNU (Ikatan Pemuda Nahdhatul Ulama) di wilayah Gombong. Ia yang mendirikan IPNU di SMA Semanding ini. 

Ia yang memintaku untuk menjadi Hafidz. Padahal aku tak sanggup menghafalkan Al-Quran. Ia yang memandangku sebagai lelaki yang sangat spiritual. Punya kearifan dan kewibawaan. Aku tersanjung dibuatnya. 


Aku kesal pada Salman. Ia sangat berbahaya. Bahkan saat selesai seteru barusan, ia menatapku dari sudut kelasnya! Seperti mengacungkan tangannya, dengan bentuk tangan Fuck U, atau mengancamku! Ia mendikte setiap gerak gerikku di sekolah ini. Ia seringkali membuntuti kemanapun aku pergi. Aku tahu ia sebenarnya mencintai Nadya dan ia tentu tak ingin aku mendekatinya. Ia tak rela Nadya denganku. Itu logikanya, sangat jelas terlihat dari kelakuannya.

Aku sepertinya memang ditakdirkan untuk selalu dengan karnia masalah. Aku selalu dirundung masalah. Itulah takdirku. Selalu ada saja orang yang tidak suka denganku. Selalu ada pekerjaan batin yang tidak mengenakan kutemui, bahkan di sekolah ini. Sekolah yang nyata-nyata bertolak belakang dengan image tentang dunia kebatinan. Demikian halnya lelaki kakak kelasku ini.

Saman Sujana, itu namanya. Ia senior di Sekolah ini

Ketika bell masuk dibunyikan. Di perpustakaan sekolah. Aku baru saja memasukan buku kesukaan yang sering aku baca. Ensiklopedia Americana. Tak kusangka jika tiba-tiba setelah aku dari perpustakaan dan saat itu aku sedang menuju kamar mandi Belakang, tiba lelaki berkacamata yang terlihat sangat pendiam itu menyergap tubuhku sangat kuat.

Ia menarik kerah bajuku sangat kuat.Tenaganya sangat kuat. Aku yang tak siap dengan serangan ini, hanya pasrah. Tubuh gaibnya sesekali terlihat, Ia makhluk yang sangat besar dengan sayapnya yang mengepak. Dan cakarnya mencengkeram leherku dengan sangat kuat. Ia membuat nafasku tersengal dan sulit bernapas.

Jangan coba-coba kau dekati orang utara. Katanya. Tentu yang dimaksud Nadya Riyanti. Cengkramannya sangat kuat. Tubuhku terjerembab di samping Toilet Sekolah tanpa ada yang mengetahui. Aku tak menyangka, jika serangannya akan seperti itu energinya sangat kuat. Aku belum bisa menggunakan kekuatanku sendiri. Teman setiaku, Singa “Kuasa Tanah Jawa” yang biasa ada di dekatku pun sedang tak ada. Ini terjadi karena aku tak mau ditemaninya. Akhir-akhir ini aku sering memintanya pergi. Aku sering mengusirnya. Aku tak butuh didampingi. Aku ingin seperti manusia biasa.

Tapi ia tak melukaiku sebab lebih karena sedang ada di sekolah. Mungkin jika ada di luaran, mungkin kami sudah saling hajar satu dengan yang lain. Aku tak melakukan perlawanan. Aku lebih bersikap mengalah, sebab Depotter sebenarnya lebih dengan dengan Hutan Pinus Sempor dimana disitu banyak terdapat orang utara yang berjaga cukup banyak. Bahkan orang utara mengklaim bahwa Depotter adalah wilayahnya sehingga tak mau sedikitpun orang Selatan yang boleh menginjakkan kakinya di wilayah Gombong ini termasuk SMA Depotter.

Jangan coba-coba dekat dengan Nadia atau kau akan tahu akibatnya. Ia mengancam. Lalu siapa Dia. Jangan macam-macam kau sama Dia.

“Aku hanya berteman saja sama dia?” Jawabku tersengal oleh cekikan tangannya, tangan di bagian sayap besarnya mencengkram leherku sangat kuat. Aku dibuat tak bisa bernafas karenanya. Matanya tajam mengamati setiap gerakku. Ia ingin mengakhiriku hidupku dengan cengkraman itu. Tapi itu tidak mungkin sebab mengakhiriku akan tahu akibatnya. Membunuhku sama saja membuka front lama dan Jawa akan bertubi ditimpa bencana bahkan bertumpah darah. Gunung akan meletus dan gempa serta Tsunami akan menerpa. Logika alamiahnya seperti itu.

Aku adalah salah satu Trah Jawa yang lahir untuk mengembalikan Agama Budi. Setelah lama kejayaan Majapahit, aku yang diberi amanah untuk mengembalikan kejayaan tanah jawa.

Lihat selengkapnya