DE'POTTER

Arif Budiman
Chapter #24

JANGAN MENANGIS

Aku tahu Nadya sedang menangis di kamarnya. Aku tahu ia terkungkung jiwanya. Hubungan yang kami jalani terputus. Jalinan yang tak direstui. Pada tahap selanjtnya, hubungan itu akan berlangsung menjadi hubungan terlarang.

Aku sadar adalah aku keturunan Trah Raja-Raja Jawa yang diidentikan oleh Utara sebagai darah selatan, yang sama artinya pengikut Penguasa Selatan. Yang sama artinya Trah pembunuh. Padahal aku tidak memiliki darah Selatan.Aku asli Trah Raja, aku tidak ada bercampur dengan darah penguasa Selatan itu. Tidak sama sekali. Inilah.

Aku cicit dari Trah Raja ata Penguasa “Kuasa Tanah Jawa” yang diberikan Tanah perdikan di Kebumen ini di wilayah Panjer, keturunan Masih memiliki hubungan darah dengan Sulthan “Kuasa Tanah Jawa”. Pangeran ini yang diberi tanah perdikan oleh kanjeng Sulthan saat melaksanakan tugas misi penyerangan ke Batavia.

Aku masih keluarga Trah Jawa tapi sesungguhnya sangat jauh. Tidak dan Bukan. Lingkar dekat keluarga Trah jawa, Maka semestinya aku takada kaitan dengan Selatan.

“Nadya berdarah Utara, yaitu Trah pasukan Putih, yaitu keturunan para ksatria Burung Elang dari Utara. Mereka adalah Trah Pengembara yang datang ke Tanah Jawa.

Dan atas perbedaan darah itu, kami tak bias disatukan. Kami harus berpisah. Jalan berbeda. Garis Hidup juga akan berbeda.

Akuwu pernah berkata. “Tidak ada dalam sejarah Selatan bercampur dengan Utara. Tidak mungkin…?? Jika itu terjadi itu hanya dilakukan oleh lelaki Bodoh (Ayahku)[1] dan terbukti anaknya menjadi bencana bagi Trah Utara, selalu bikin masalah.

“Kecuali “Kuasa Tanah Jawa” Murni,???

“Adakah “Kuasa Tanah Jawa” Murni

Dan “Kuasa Tanah Jawa” Solo maupun Yogyakarta dari sejak awal berdiri selalu dibawah Kuasa Laut Selatan.

Berikut Puisi Yang ditulisnya di Buku Catatannya. Buku Bersamak Plastik yang sedang kupinjam: Aku memang sengaja sering memijamkannya. Dan hal yang sebaliknya pun terjadi. Nadya sering meminjam buku akukarena ia juga pernah suatu hari merasa malas untuk mencatat materi pelajaran di yang terurai di Papan Tulis. Saat itu pelajarn Kimia akalu tidak Salah. Diajar oleh Pak Bejo Alm. yang setiap istirahat sering meluangkan waktunya untuk main catur. Otaknya tak pernah berhenti. Penjelasan kimianya. Wow Luar Biasa.

 

**********************************************

Bagaimana mungkin aku pergi

Padahal Jiwa telah terikat

Bagaimana aku lari

Padahal Kaki telah menjejak di Bumi ini

Disini, Di Danau yang sering kita kunjungi

~ Mantra Pengikat Sukma ~

 

**********************************************

Aku rela menahan sakit ini. Aku rela terpenjara di tempatku sendiri. Aku rela tak bicara. Aku rela tak melihatmu lagi sebab batas-batas itu telah meyakinkaku bahwa aku telah benar-benar sangat dekat dengan-Mu

(Di Kamar Sendiri, Di Rumah Bapaknya di Sempor Utara). Sempor ini sesungguhnya adalah Pintu masuk bagi Trah Gunung (Trah Utara) yaitu melewati aliran Sungai Kemit yang sering banjir di Tanggul-tanggul yang tak kokoh. Di sepanjang aliran dari Panjangsari hingga aliran Sungai Banda sering kebobolan. Dua tahun lalu Sedayu juga Bobol oleh aliran deras Sungai Kemit yang panjang.

Burung-burung Satria Utara beterbangan, juga beraktifitas serta bertahan hidup di wilayah Sampang, dan melintasi atas air Waduk Sempor.. Mereka adalah para Punggawa, atau penjaga Wilayah Utara. Mereka diberi tanggung Jawab menjaga keamanan wilayah utara. Para penjaga inilah yang sering diisengin oleh Harimau Putihku saat kami menengok atau sekedar melepas penat di Waduk Sempor

Tugas Para Punggawa ini bukan hanya menjaga. Termasuk tugasnya adalah mengawasi Nadya yang saat itu dianggap melanggar aturan Utara yaitu berpacaran dengan Rio. Utara dalam hal ini sangat tegas. Hukum merekajelas menyatakan warga Utara tidak diperbolehkan menjalin hubungan dengan Orang-orang Selatan, apalagi ia masih memiliki darah “Kuasa Tanah Jawa”.

Sebagai anak muda, tentu keadaan ini sangat tidak nyaman. Tak Tahan terkurung di dalam Rumah, Akhirnya ia secara diam-diam keluar rumah. Rumah dari Kayu biasa, Pintu belakang mudah dibuka. Ia mengendap-endapuntuk dapat keluar dari Desa dan Bermaksud menemui Haryo Hidayat Di Sekolah…!

Rumah Akuwu memang Jauh dari rumah pemukiman Umum. Akuwu dan mereka berrdarah Utara biasa menempati rumah yang sangat sederhana. Tak terlihat bahwa ia kaya. Sama sekali jauh dari kesan itu. Tak banyak yang tahu kalao ia penguasa Utara, leluhur para pemberontak Banyumas. Tak banyak yang tahu bahwa Akuwu adalah Penjaga Batas Utara. Ia ditugaskan menjaga perbatasan antara Banyumas dan “Kuasa Tanah Jawa”. Sementara leluhur Orang Utara ada di Perbukitan kaki gunung Slamet (Banyumas)

Kecuali Orang Lama di Sampang, (Sempor Utara) maka pasti mengenal Akuwu. Tapi umumnya sangat menokohkan Akuwu.

 

Sangat dihormati dan Disegani

Baru Beberapa Langkah hendak keluar perbatasan pagar rumah.,, Burung Ksatria Utara (Gunung) Bersliweran di atas kepalanya, di depan depan penglihatannya bahkan hendak menabraknya, karena Nadya yang nekat dan memaksa untuk terus pergi atau keluar dari kampungnya. Dan pada akhirnya Burung Itu menampakkan Wujud Aslinya yaitu seorang lelaki Muda dan beberapa pemuda lain di belakangnya. Ia menahan langkah Nadya. Nampaknya seumuran Nadya dan ia meminta Nadya kembali

Kembali…! Satu kata sangat Tegas tertuju pada Nadya. Hanya satu kata dan tak ada basa basi Nadya berusaha tak terpengaruh, nekad dan cuek. Ia terus maju dan yakin dengan kenekadannya, untuk keluar dari rumahnya.

“Pengawal yang memintanya, kembali tak ia gubris.”

“Kubilang Kembali…! Katanya kembali memaksa Nadya untuk segera kembali.

“Jangan Paksa Saya menggunakan cara Kekerasan.

Coba kalo berani..! Nadya tetap melanjutkan langkahnya dengan tidak mempedulikan larangan Saman.!

Kubilang Kembali..! Nadanya lebih tinggi dengan badanya dipakai untuk menghalangi langkah Nadya yang nekad.

“Nadya kamu kenapa kamu pasti sudah kena Mantra pengasihnya. Tak biasanya kau seperti ini” Prajurit penjaga ini menuduh Nadya telah terkena guna-guna Rio, padahal aku sama sekali tak pernah membacakan Mantra itu untuknya.

Sebab jika aku menggunakan Mantra Pengasihan itu, ituaku tidak mendapatkan cinta Murninya. Dan sama artinay aku gagal mengawal Misiku keluar dari Selatan. Meski demikian aku tatap mencintai “Kuasa Tanah Jawa”. Aku pecinta “Kuasa Tanah Jawa”. Selamanya. Aku pengagum “Kuasa Tanah Jawa”. Aku pengabdi “Kuasa Tanah Jawa”.

Di areal itu, Nadya bersikeras akan pergi dengan melakukan perlawanan sebisanya.

“Emang Apa Hakmu Untuk Melarang Aku Pergi. Nadya mulai berargumen.

Dulu takada orang utara yang berani berargumen, sekarang setelah disekolahkan. Dan menjadi tahu Ilmu-ilmu Biadab barat itu, Makin banyak orang sendiri yang justru jadi pembangkang.!! Penjaga ini ngedumel tentang situasi zaman dulu dnegan zaman sekarang. Utara memang sangat anti pendidikan atau Sekolah modern. Bagi mereka Modernitas hanya menjauhkan jiwanya dengan supranatural, wajar jika zaman Now banyak mereka yang tak punya kekuatan.

“Aku malas debat”

“Sekarang Kembalilah ke kamarmu..!

Ini perintah. Tapi pemuda Ksatria Utara ini tak bergeming sedikit pun. Gaya komunikasinya sangat saklek (kaku). Kalo Tidak Ya Tidak. Itu perintah Ayahnya.

Nadya Memaksa dan Dengan Bekal tenaganya yang Lemah, ia mengalihkan arahnya. Ia berjalan merangsek menempuh jalan lain dari Jalan yang sudah dihadang oleh para Pemuda Sampang itu. Penampilan Pemuda ini sangat Biasa. Bahkan Pakaiannya sangat Kumal. Seperti Pemuda habis “Repek” alias mencari Kayu Di Hutandan Itulah memang pekerjaan sehari-hari Para Ksatria Sampang. Padahal Mereka adalah mahluk-mahluk gaib Kuat yang menjaga gunung dan perbukitan. Mereka ksatria penjaga gunng yang dapat perintah menguasai Jawa.

Dengan Cepat Ksatria Utara itupun telah ada di depan Nadya menghadang langkahnya. Kejadiannya sangat cepat gerak Saman Ksatria Utara yang masih sangat muda itu tak terlihat mata. Penguasa Utara, sangat spesifik menempatkan penjaga di perbatasan.

Melihat langkahnya dihadang, Nadya Coba Lari lagi ke jalan lain.Seketika wajahnya yang cantuk berubah menjadi sangat gusar. Kini di rumahnay sendiri, di wilayahnya sendiri,kebebasan yang ia miliki telah terancam.

Pemuda itupun kembali mengejarnya dan telah ada di depannya serta kembali menghadang langkah Nadya….>

 

“Kau Tak Akan Bisa Keluar dari Wilayah Ini..! Ia tegas katakana ke Nadya

Lihat selengkapnya