DE'POTTER

Arif Budiman
Chapter #26

WAHYU KEPRABON

Aku merasa makin yakin dengan sikap ini. Aku juga tambah makin dekat dengan Selatan. Sepertinya kata-kata mereka adalah doa yang dikabul Tuhan. Dan aku malah ingin membenarkannya. Aku adalah Selatan. Apakah kalian puas! Aku akan menikah dengan Selatan sebagaimana yang dituduhkan. Aku sedang merasa sangat kecewa, makanya saya merasa putus asa.

Sejak penghinaan mereka pada para leluhur, aku kini justru makin dekat dengan Selatan.  Setidaknya kita harus menyebut.

Di saat yang sama. Aku dianggap Biyung siap menerima Wahyu Keprabon. Maka panggilan panggilan Wahyu Keprabon terus mengiang di Kepalaku. Aku siap menerima wahyu keprabon. Aku siap menerima perintah menjadi pengemban Amanah Budaya Jawa. Aku akan mengembannya. Kata-kata itu keluar dari mulutku. Aku penerus “Kuasa Tanah Jawa”. Tubuhku sering tak stabil. Kegiatanku Belajar di sekolah berantakan.

Aku sering pingsan di Sekolah. Aku juga sering dinilai oleh guru maupun teman-teman sebagai anak yang suka bengong di Sekolah. Sebab Khususnya sering masuk dalam situasi ini karena dapat depresi atau tekanan yang besar. Misal ditinggal kekasih dll

Bagaimana Keadaannya Bu Dania. Tanya Biyung pada Ibu Dania. Guru BP SMA Depotter yang sering menangani masalahku.

“Ia masih pingsan. Entah kapan akan sadar kembali. Sudah dua hari ia pingsan”.

Mama, datang hari itu menengok keadaan di Sekolah. Ia seperti biasa meminta maaf kepada pihak sekolah. Serta terima kasih ke temen-teman telah merepotkan.

Kata Mama, Ini hanya proses dimana Dia sedang mendapatkan kesempurnaan Ilmunya dan mendapatkan wejangan langsung dari Para Leluhur. Pak Carly ada di sekolah. Ia yang mengobati secara batin, ia yang ikut masuk dalam ruang Supranaturalku.

Dalam masa menunggu itu, Bu Dania terus menguatkan Biyung. Ibu nya Rio sabar saja ya! Pak Charly Insya Allah bisa menyembuhkan. Ibu sabar saja…! Biyung mengangguk-angguk saja sebab memang biasa Charly menangani Rio. Biyung sangat mengenal Charly sebab mereka seperti adik kakak.

 

Tiba tiba Jiwa Charly masuk dalam ruang kosong yang berwarna gelap. Masih ada terlihat sinar-sinar kecil layaknya bintang di langit.

Ia berjalan dan terus berusaha mencariku, menelusuri ruang yang sangat sepi. Hening tanpa suara apapun. Tak lupa ia ucapkan salam atas apa yang ada di sekitarnya Salam kesejahteraan untuk kalian semua. Para leluhur, mohon izinnya hadir dan berkunjung di tempat ini. Maafkan jika saya lancang. Suara tetap bening tapi ia yakin bahwa di sekitar itu ada yang jiwa yang mendengarnya. 

Tiba-tiba ada burung besar yaitu wallet besar yang menyeruak, sepertinya turun dari atas atau menggantung di langit langit. Nyaris menyambar dan melukai Charly. Syukur dia sigap dan mampu menghindar dengan baik Kepakan burung walet itu mengembang dan menyebabkan goyangan udara di ruangan dan terlihat ia menuju ruang di depan sana yang terlihat terang.

Lihat selengkapnya