DE'POTTER

Arif Budiman
Chapter #27

MENDUA KARENA MANTRA

Setelah Bell Istirahat kulihat Nadya dari kantin dan membawa sepaket makanan khas kantin SMA DePotter, Paket lengkap. Wow……! Sepertinya ia sedang ingin makan banyak (baca:lapar), Pasti Nggak Sarapan tadi. Atau memang ia sedang ingin makan banyak bareng temannya. Aku yang ada di depan Perpus. Aku sedang memperhatikannya. Ia tak sadar kalu aku sedang memperhatikannya.

Sahabat, ia tak melihatku. Aku sedang ada di dekat ruang guru yang mulai ramai oleh para guru. Tepatnya depan perpustakaan. Aku sedang memperhatikannya. Awalnya ia tak sadar dan akhirnya ia lihat aku. Ehhh Ada yang Lihatin aku rupanya.

“Rio, mau ngga!”. Katanya dari jarak jauh, ia tak mendekat sebab memang kami tak mau terlihat saling berhubungan.“Mau Lah. Yaudah sini.” Katanya sambil menyodorkan makanan yang sebetulnya candaan. Malu. Aku malu diliat temen. Apah…! Katanya“Ngga kedengeran. 

“Aku malu. Yaudah. Enak ini…!” 

“Iya. Aku lapar….!” Hahahaha.!” Ketawanya kecil. Lalu dia bertanya lagi. “Mau Nggak…!? Aku tengok kanan kiri lalu mengangguk dan ia langsung katakan  

“Yaudah Sini..!” Ajaknya sambil tersenyum. Aku sesungguhnya sangat malu jika harus mendekatinya. Jaim ya ini namanya. Tapi masa bodoh biar semua orang tahu kalau aku sedang dekat dengannya. Tentu dia senang jika aku ketahuan pacaran dengannya. Wajar dan lazim pasti akan ramai jadi omongan. Dia yang meminta aku mendekat ya dia bakal tahu akibatnya. Kita pasti akan ramai jadi omongan,


Kedekatanku dengan Nadya bukan tanpa dampak, kenyataannya ini membuat Putri membenciku. Putri Selatan. Di Istana Supranaturalnya di Laut Selatan. Istana megah yang berdiri menghadap langsung dengan luasnya Samudra Hindia yang sangat Indah. Desa Manganti. Ritual Pemanggilan Sukma dan Pengikatan Sukma dilakukan. Tembang dengan Mantra Pengikat Sukma ditembangkan, mengalun di udara, mengalun perlahan, merambat dari udara desa Menganti, Nadanya juga mengalun dan merambat pelan melewati pepohonan dan terus merambat membelah bukit-bukit Manganti, Melewati Bukit-bukit Meto hingga ke pusat kota Gombong. Saat itu aku sedang ada di Sekolah. 

Saat itu masih jam belajar.

Aku bersama Nadya Hanifah makin mesra. Aku sedang sangat Sering dekat dengannya. Hubungan kami sedang dekat-dekatnya. Hal semacam ini tentu menjadi sesuatu yang sangat tak diinginkan Putri Selatan. Tak ada yang tahu kalo aku menjalin hubungan dengan Nadya. Hubungan percintaan kami memang terlihat diam. Aku mau bilang sohabat Depotter, tentu tak mengetahui jika aku menjalin hubungan dengannya. Aku yakin kalian tak mengetahuinya.Beberapa kali aku pergi bersamanya ke Waduk Sempor, tentu kalian tak tahu itu. Termasuk yang akan kuraikan ini. 

Aku sedang menikmati suasana depan Sekolah yang sejuk olah angin yang semilir. Aku sedang menikmati indahnya.Kudengar Lantunan Tembang pengikat Sukma. Aku terdiam henyak. Kepalaku terasa pusing. Aku hanyut dalam lantunan tembangnya. Sesungguhnya nyata kudengar di relung Jiwa. Siapa yang menyanyikannya.

Bel istirahat berbunyi. Dan teman-teman telah berhamburan ke luar kelas. Ada yang ke kantin, ruang guru atau sekedar istirahat dengan duduk-duduk depan kelas.

Senyumnya sangat Indah. Ia memang sangat cantik. Walau berjarak artinya tidak berhadap hadapan muka, aku sedang sangat menikmati cantiknya. Sempat ia di jarak jauh itu menawariku jajanan dari kantin Bu Maryo.

Aku merasa makin mual dan pusing. Berlangsung kurang lebih setengah jam, Rasaku masih tak karuan. Lalu tiba-tiba dari Speaker, ada pengumuman agar segera masuk kelas. Dan kembali dengan pelajaran. Dan baru berlangsung 10 menit pembelajaran, bel Panjang dibunyikan tanda sekolah dipulangkan lebih dulu. Sontak seluruh siswa semua di semua kelas riuh gembira, tak terkecuali. Di hampir semua kelas bersorak gembira. Aku masih agak pusing. Nadya melihat keadaanku dan berusaha untuk peduli

Benar Saja, Pak Bejo lewat speaker sampaikan informasi pulang. Kata Beliau Sengaja kalian dipulangkan terlebih dahulu karena ada rapat dewan guru, jadi silahkan Belajar di Rumah. Dan seketika teriak bahagia pun ramai-ramai terdengar. Semua tentu sangat senang jika sekolah bisa pulang lebih awal. Normalnya siswa memang akan sangat senang, tak terkecuali aku sendiri. Senang jika bisa pulang lebih awal. Itu bahasa diplomatis guru atas kepulangan mereka yang lebih awal. Nyatanya tidak ada yang belajar. Pulang ya Pulang, Sampai rumah yang santai alias tak belajar. Itu pikirku. Kalo anak pintar mungkin saja belajar!

Serentak Kami semua keluar kelas. Di luar anak-anak sudah ramai mengambil kendaraannya masing-masing dan bergegas pulang. Ada yang masih duduk, sepertinya ia tak pulang karena akan ikut ekskul sore ini. Ada juga yang memanfaatkan untuk santai di sekolah “Yaa! dietung etung menikmati suasana sekolah yang kosong dan sepi. Tentu menyenangkan dibanding suasana tegang dan belajar setiap hari.

Aku makin merasakan limbung. Aku tak tahu kenapa tiba-tiba pikiranku melayang-layang. Aku tak bisa mengendalikan diri. Aku tak bisa berkonsentrasi. Aku tiba-tiba merasakan gairah cinta

Saat aku sendiri di depan kelas itu tepat di depan Nadya, Tiga gadis Cantik mendekatiku. Ia tiba-tiba membuatku berbinar. Aku sembuh dari pusing dan melihat mereka penuh gairah cinta. Aku ngobrol panjang dengan mereka bertiga. Mereka dari kelas XI 7, satu kelas dengan Abdullah.

Aku senang sekali pada mereka bertiga. Gadis-gadis cantik, cool dan smart. Sebenarnya aku sangat kaget. Aku nggak nyangka. Meskipun demikian, aku tersanjung sebab ada 3 sekaligus wanita yang mencintaiku dalam waktu yang sama.


“Iya….! Mereka cantik semua, aku tergoda. Satunya berambut keriting yang sangat seksi. Satunya lagi seorang wanita pendiam, terpengaruh untuk ikut menggodaku. Yang ketiga, satu kelas denganku, namanya Euis, sejak lama memang ia memperhatikanku.”

Kayaknya aku sedang tidak fokus pada satu wanita. Aku agak terganggu focus pada tiga gadis-gadis itu.


Aku lelaki ganteng berarti. Aku mendadak Jumawa. Aku terbuai pada mereka. Aku banyak dicintai wanita Selain Nadya pun banyak yang suka sama aku. “Hahah.” Berarti Aku lelaki hebat, aku lelaki luar biasa. Aku lelaki ganteng dan didamba banyak wanita.

Akupun jadi kaya orang gila.

“Apakah Aku jatuh Cinta Lagi…? Ngga! Nggak Ini Nggak boleh terjadi..? Aku tidak boleh jatuh cinta lagi. Apakah cinta pada satu wanita itu Tidak Cukup. Tak kusadari aku kena puisi tak dipentaskan itu. Tapi godaan dan kata-kata mereka sangat menggoda. Rasanya ingin memiliki semua atau salah satu dari mereka. Gerak-geriknya sangat menggoda.

Kulit di bawah lehernya terlihat begitu bersihnya. Aku tergoda akan seksi yang ada pada ketiganya, dengan rayuan serta manjanya. Oughh Tuhan. Aku jatuh cinta. Aku ingin bercinta.

Aku sendiri kena peletnya. Aku terpengaruh bahasa yang dialunkan yang menghipnotisku pada tiga wanita yang cantik-cantik itu. Aku seperti tak sadarkan diri dan mengajak mereka duduk dan ngobrol panjang lebar.

Aku yakin orang mulai jatuh cinta lagi karena ia menemukan sesuatu yang baru yang itu tidak ada pada wanita yang sekarang. Ia tidak menyadari bahwa saat ia telah jatuh cinta pada wanita yang baru, kemudian menjalani hubungan, ia akan menemui masalah atau kekecewaan-kekecewaan yang lain. Karena hakikatnya tak ada manusia yang sempurna. Inilah ujian cinta





Dapatkah cinta ini terbagi..…? Dapatkah aku memberikan perhatian yang sama pada Sosok lain selain Nadya. Dapatkah aku menggapai dan menuju dua cinta dalam waktu yang sama. Mulutku seperti digerakkan oleh kekuatan lain dan mengucapkan kata yang tak pantas ini. Aku sedang jatuh cinta pada wanita lain..? Kenapa begitu menggebu aku mau mencintai wanita lain.

Mengapa aku demikian mudah melupakan Nadya, Maafkan. Kenapa dengan pikiranku ini? Kenapa aku terbayang-bayang pada Gadis-gadis Cantik ini. Aku tergila-gila pada mereka. Vivi yang seksi.

Sebab cinta sejati sesungguhnya hanya satu. Ia tak bisa dibagi. Ia tak berbilang. Jika ia bilangan, maka itu bukan cinta sejati. Jika ia bilangan maka ia bukan sejati, jika bukan sejati maka ia fana atau tidak nyata.

Dimanapun dan kapanpun, aku selalu memikirkannya. Bagiku Engkau yang terindah. Aku tak tahu kenapa tiba-tiba aku berpikir agak serius tentangnya, bukankah aku sedang sangat dekat dengan Nadya, tapi mengapa dating wanita lain.

“Ada Apa denganku. 

“Apa yang kupikirkan. Kenapa Aku seperti ini. Mengapa aku tiba-tiba meragukan cinta Nadya. Aku seperti sedang Goyah? Hehhhh. Bahkan ada keinginan untuk meninggalkannya. Astaghfirullah.Apa gara-gara tadi siang aku bertemu tiga gadis yang menggodaku. Di pinggir lapangan upacara, depan kelas 1.2 pagi itu.


Rupanya, ini semua adalah permainan Putri Selatan, lewat gendamnya. Dari jarak jauh ia bisa memainkan “Mantra Pengikat Sukma”. Ia sirep 3 wanita untuk menggodaku tepat di hadapan Nadya.



“Maafkan aku Nadya,

“Engkau adalah keindahan yang memancar di belantara peradaban. Engkau adalah keindahan yang banyak Insan dambakan. Engkau akan selalu dikejar. Engkau akan selalu diharapkan. Engkau terindah bagiku. Engkau yang terbaik di Majelis Ilmu ini.

Lihat selengkapnya