Biyungku bukan manusia biasa. Ia punya kesaktian. Ia kuat bukan seperti wanita pada umumnya. Aku baru mendapati fakta lebih tentang beliau yang mampu menyelamatkan aku dari pengaruh Akuwu.
Begitu mendengar anaknya ada di tempat Akuwu, begitulah berita yang tersebar. Yang Jelas Biyung mendengar kabar Rio simpang siur. Bahkan hingga tersiar kabar buruk. Kabar yang mengatakan bahwa aku ditawan oleh Akuwu. Biyung langsung sigab membuka perangkat kesaktiannya seperti menerawang keberadaan Putra nya dan memantau wilayah kekuasaan Akuwu di Danau Sempor. Ia menerawang dengan kemampuan radar pikirannya dan ia melihat Gambar lewat penglihatan mata batinnya adalah bayangan-bayang yang sulit ditafsirkan, seperti objek Haryo ter-distruk. Biyung hanya meyakini bahwa anaknya ada masalah.
Makanya ia mencoba merusak suasana Dusun Dampit Istana Waduk Sempor dengan menyerbunya. Dengan serangan serangan jarak jauh.
Di dalam ruang utama istana supranaturalnya. Alam Gaib, Istana Gaib atau awam menyebutnya dengan Desa Gaib atau Istana Gaib, Ia mengejek Biyung dan menganggap cara jarak jauh sebagai tindakan pengecut.
“Hanya pengecut yang beraninya aman fisik, alias Takut Mati. Hahahahaha.!” Tawa akuwu meledek.
Tentu hal ini sangat membakar emosi Biyung yang tak sesuai dengan apa yang dituduhkan….! Makian balik pun Biyung lakukan…!
“Dasar Iblis laknat….! Setan Jahanam… hahah. Hahah
“Hahah.!”
“Hahah.!”
Dalam amarah Itu Biyung kirimkan serangan berupa, Gempuran tenaga dalam yang siap hancurkan Istananya. Meski banyak serangan yang meleset sebab ditangkis oleh penangkal Akuwu.
Dasar manusia serakah maunya hidup di dunia tapi juga mau mulia di alam ini
“Hahah…..!”
“Hahah..!”
Akuwu menantang Biyung agar tidak menjadi orang serakah. Seolah Biyung hanya mau hidup di dunia manusia, padahal menurut Aku dalam dirinya juga ada kecenderungan Supranatural (baca mahluk gaib). Bagi Biyung Ini Pernyataan Sangat Kurang Ajar, jadi maksudnya dia kalo mau jadi pengikut utara y asana jadi pengikut Selatan jadi sepenuhnya menjadi setan jangan setengah-setengah.
“Kurang Ajar….!
Ia menuduh orang Trah Jawa termasuk aku, Biyung dan ksatria “Kuasa Tanah Jawa” lainnya sebagai budak Selatan. Padahal jelas. Aku sangat menolak Konsep Selatan. Biyung hanya menuruti Kuasa Sebelumnya yang menjaga hubungan baik bukan jadi abdi Selatan. Sebab itu sudah dilakukan Oleh “Kuasa Tanah Jawa” dari Solo.
Aku Sendiri ingin keluar dari dekapan Kuasa Laut Selatan ini. Tapi Aku selalu memaki dengan kaki tangan Kuasa Laut Selatan.
Aku Tidak…!
Semua pembicaraan ini tentu sangat didengar Oleh Kuasa Laut Selatan. Ia pasti mendengarnya. Banyak pengikutnya yang melaporkan kejadian ini. Dan sesudahnya, ia dan bala pasukannya pun pasti akan datang membantu. Dan jiak benar Selatan mendatangkan bala bantuan, maka Biyung pasti akan sangat malu. Dan kenyataan dipastikan akan seperti ini. Kenyataan bahwa masih ada hubungan dengan Selatan!