DE'POTTER

Arif Budiman
Chapter #35

KETEMU SATRIA TIMUR

Sahabat, aku sangat berterima kasih pada Tuhan Yang Maha Kuasa. Lewat kerja panitia reuni ‘97 karena dengan terselenggaranya acara reuni ini, aku dapat bertemu dengan sahabat-sahabat lamaku saat SMA DePotter. Mereka orang-orang yang ketika belajar tidak hanya memikirkan apa yang nyata, tapi mereka juga memikirkan alam lain disekitar manusia. Mereka adalah para ksatria yang tersembunyi. Identitas mereka tak ada yang mengetahui.

Sekali lagi terima kasih.

Meski, acara reuni cukup membuat lelah tak menyurutkan niatku untuk melanjutkan bicara khusus, atau obrolan bersama teman dekatku, Abdullah Sidiq. Aku meminta dia bertemu atau melanjutkan obrolan di warung kopi pinggir waduk Sempor. Ya sekedar minum atau menikmati sajian ringan Khas Gombong. Tempe Mendoan Anget. Itulah nama cemilan khas Gombong. Ditemani kopi hitam. Warung ini ada di depan persis tembok Waduk, yang dibawahnya air dari waduk Sempor PLN menggelontor dengan kencangnya. 

Atau tepat dibawah pesanggrahan “Yudistira”, tokoh dalam Pewayangan Jawa. Sahabat, di alam supranatural tentu berbeda dengan apa yang terjadi di alam fisikal. Novel ini disajikan dalam dunia fisikal yang nyata sebagaimana dunia manusia. Tidak mungkin dengan perspektif supranatural sebab ukurannya berbeda. Seperti misalnya, aku jelaskan ada burung-burung besar beterbangan di atas waduk Sempor, itu kenyataan. Artinya adanya burung-burung itu adalah nyata. 

Kawanku ini tentu juga bisa melihatnya. Tapi kan itu konsumsi kita, itu hanya kami yang bisa melihatynya. Aku hanya bisa sedikit menceritakan. Mereka adalah pengawas wilayah Utara, perbatasan antara Utara dengan Wilayah “Kuasa Tanah Jawa''.


Kami sepakat ngobrol disini. Dulu belum ada warung secantik ini. Sekarang sudah banyak warung dan cafe-cafe kecil yang indah. Aku mau ngobrol dengan Satria kita dari Timur. Satria yang tentu lebih tahu bagaimana “dawuh” Kuasa Tanah Jawa yang pusatnya di Jawa Timur. Ada banyak hal yang ingin kubicarakan dengan kawan terbaikku saat SMA. Aku sangat dekat dengannya masa SMA.

“Seingatku kau sering menemani Pak Charly mengatur cerita wayangnya. Betul.! Aku pikir kau akan lanjutkan bakat itu dengan menjadi dalang! Lalu setelah lulus aku pikir kau bakal masuk Jurusan Seni semisal Jurusan Karawitan atau Pewayangan. Ehhh Malah Ambil Ekonomi Brawijaya.?” kataku padanya dulu. Jaka Sembung Ngasah Golok.! Aku berhenti dan tak lama diam, dia sendiri yang melanjutkan, “Nggak nyambung Goblok wkwk..!”sambungnya cepat. "Hahahaha hahahaha hahahaha hahahaha!” tawa kami bersama.

Kau muridnya yang paling jago menguasai Karakter Wayang di kelas Seni Wayang. 


“Dulu peserta Ekskul Kebudayaan Jawa ini hanya 5 Orang!” nilainya. “Enak Aja!” bantahku cepat. Tapi memang realitasnya masa-masa awal rintisan, ekskul seni ini memang minim peminat.

“Ada sekitar 20 Orang." tegasku.

"Iya Tapi Yang Aktif main Wayang kan Cuma 5 Orang." imbuhnya.

"Ya Ngga Bisa Bro karawitan Butuh Banyak Orang minimal 20 orang!” argumenku coba mematahkan. 

“Iya itu saat manggungnya. Tapi yang benar-benar aktif kan Cuma Kita doang.

“Hahahahah” tawaku berkali-kali.

“Silahkan Kopinya Mas!"tawarmba Tukang Warung sangat lembut terdengar.

"Iya Terima kasih Mba" jawabku.

Semilir angin Lembah Waduk Sempor Begitu terasa. Tepat diatas kami ngopi bareng batu Besar, orang sering menyebutnya sebagai Panembahan Yudhistira, salah satu tokoh penting dalam kisah pewayangan. Hal ini juga diceritakan dalam babad Tanah Jawa. 

Adanya kisah atau Mitos Yudhistira ini, Saya Kira Bagus. Gombong jadi punya cerita. bukan jadi sebab sebetulnya cerita, legenda ini, kisah Yudhistira sudah ada sejak dari lama. Siapa yang ngga kenal Pesanggrahan Yudhistira. 

“Siapa yang Ngga Kenal?" Hahaha hahahaha hahahah hahah!” tawaku sangat lebar.

“Banyak Mas Bro yang ngga kenal tempat ini. Orang Gombong banyak yang ngga tahu kisah dan mitos “Panembahan Yudhistira” Ngga ada yang tahu Mas Bro! Di sekolah kita dulu, juga ngga dikenal."imbuhnya.

Padahal itu sudah ada sejak dari dulu memang memiliki banyak kisah dan cerita. Kita yang kurang menggalinya.

“Gombong sangat kaya betul nggak Bro! Betul banget dan Orang kaya Ente ini yang semestinya membangun Image yang baik tentang Gombong dengan berbagai Filosofi dan kehidupan yang tak kalah menarik untuk dikaji?” yakinnya.


Yoi

Lihat selengkapnya