DE'POTTER

Arif Budiman
Chapter #36

BUKIT KARANG SAMBUNG BERGOLAK

Bulan purnama bulat penuh kulihat terlihat sangat jelas. Sosoknya telah bertengger di atas “Bukit Karang Sambung”. Awan tipis terlihat berarak-arak pasai di atas Bukit Pentulu. Tipis karena gelapnya langit menyebabkan awan itu terlihat jelas setelah sinar rembulan meneranginya. Burung-Burung malam berkelebat di atas awan. Inilah perbatasan “Kuasa Tanah Jawa” barat yang paling aman.

Penghuni Utara telah jauh menyingkir dari wilayah Karangsambung. Tapi akhir-akhir ini, mereka merangsek kembali ke Karang Sambung dan hendak menguasai kembali wilayah Karangsambung. Mereka telah berkumpul di Bukit Pentulu. Mereka menyatakan siap menguasai kembali Wilayah Karang Sambung. Suara gelar pasukan, di kejauhan sana terdengar. Pasukan Utara telah siap bertempur habis-habisan.

Berani Sekali..! Kata Kangmas Kuatno. proyem mausia cilancang Kata dan pernyataan yang sama sering beliau sampaikan pada kami berkali-kali dan sering di banyak Forum beliau sampaikan. Kata beliau Kakanda, “Utara sedang di puncak kehancuran, Ini bukan wahae. Ini bukan waktu kejayaan mereka. Ini masa kematian dan kehancuran angkara.

Hari ini sebetulnya masih dalam tahap persiapan untuk perang besar. Seluruh ksatria Jawa dan akan menyerbu dan menghancur leburkan Kekuatan Gunung (Trah Utara) yang masih yang masih bercokol dan enggan pergi. Meski sudah terlihat sangat meyakinkan, tapi ragu itu tetap ada muncul dari dalam hati.

Apa Seluruh Ksatria Trah Jawa Kebumen telah berkumpul

Sudah Kangmas. Kita sudah sangat siap untuk perang ini. Genderang sudah ditabuh. Gesekan itu akan segera terjadi. Keras atau lembut apa yang menjadi wayah (waktu yang dijanjikan) tentang hancurnya perusak itu akan terjadi.

Apakah Kita Tidak Sebaiknya menunggu Bala Bantuan dari Timur, Para Abdi Dalem yang masih setia dan pasukan Supranatural yang lain untuk mengusir selurih pasukan Gaib Utara yang bersemayam di Karang Sambung.

Ra Usah Di…! Aku Yakin Kita Sanggup menghadapi kekuatan Utara. Mereka dapat kita tumpas hanya dengan pasukan Kita. Tugas kita hanya mengusir mereka dari tanah leluhur, di kawasan bukit Karang Sambung, dan menguasai Bukit Pentulu. Sebab Ini salah satu dasar atau basis kekuatan untuk terus meluaskan Ekspansi Kekuatan Jawa di Wilayah Gunung.

Ingat cita-cita Kita masih Panjang. Tapi Inilah saatnya Kita Mengembalikan Kejayaan Trah jawa.

“Baik Kangmas..!” Aku mengiyakan dan sangat setuju dengan apa yang disampaikan Kang Mas Kuatno yang menjadi perwakilan leluhur “Kuasa Tanah Jawa” di Wilayah Kebumen Barat.

“Namun Kang Mas, Kabar Lumantar, sempat saya terima dari Mas Adinegoro bahwa Timur akan segera menyusul dan membantu Perang Supranatural di Bukit Karang Sambung. Sebab meskipun bagaimana, Trah “Kuasa Tanah Jawa” adalah satu keluarga dan Wilayah Supranatural yang harus bersatu mewujudkan Janji Kejayaan yang sesaat lagi akan terwujud di tanah Kita.

“Iyo Adi, Aku Juga mendengar kabar Itu. Kata Kangmas Koencoro lalu dia langsung melanjutkan gumamnya “Dari Para Ksatria Supranatural.

 Tapi Adikku Hario, Tapi waktunya sudah sangat mepet kita harus maju terlebih dulu sebab, Bukit Pentulu merupakan Bukit Yang Strategis untuk mengembangkan basis kekuatan berikutnya untuk mengembalikan “Kuasa Tanah Jawa”.

Merapi Mpun, Semeru Mpun. Kantun Sindoro Sumbing, Dan Juga Gunung Slamet. Juga Wilayah kawah Dieng yang sangat strategis.

“Siap Kangmas..!”

 Sudah lama bahkan, hamper tak ada warga yang mau mengikuti atau tunduk pada Pengaruh Sihir Utara yang menjijikan.

Para ksatria di tlatah Kebumen siap membantuku dalam Perang ini. Perang yang tak akan terelakan.

Kami masih berada di kediaman keluarga leluhur yang ada di Panjer, tempat asal usul para Leluhur, sesepuh dan pinisepuh kabupaten kebumen

“Maafkan Saya Nadya, Inilah cara terbaik yang harus dilakukan Seluruh manusia dengan kekuatan supranatural berikut makhluk Supranatural dalam hal mempertahankan keyakinannya.


“Anakmu Lucu-Lucu..!”

“Iya Alhamdulillah…!” Yang pertama Kelas.? Kelas 5 SD, yang Kedua kelas 3 SD dan Ada yang baru lahiran, 3 Bulan lalu.

“haha”

“Cantik”


“Seperti Ibunya” Katanya padaku sambil membetulkan Kain Penutup kepalanya, bukan Jilbab Rapat tapi sekedar kain penutp kepala yang cantik dan bermotif dan warnanya. Roknya panjang, bukan rok pendek, inilah ideal budaya kita, bukan baju rapat menutupi sekujur tubuhnya, tapi pakai rapat yang membuat wanita terhormat, tidak pula berlebihan dalam agama“

Lihat selengkapnya