DE'POTTER

Arif Budiman
Chapter #38

DIA MASIH SUAMIMU

..Sementara itu di atas bukit Purbalingga, di bawah terpaan angin lembah yang kencang, tapi saat berikut bisa melamban dan di saat berikut mengencang kembali, terpaannya berusaha mendinginkan suasana musim yang lebih banyak terasa panasnya daripada sejuknya. Suamimu gelisah luar biasa. Ia bolak balik di depan teras rumahnya, disiram cahaya pagi yang memancar. Rumah indah yang bekerja sebagai tenaga kesehatan Puskesmas. Di sampingnya, ada dua anaknya yang masih kecil. Mereka mempertanyakan ibunya yang tak kunjung pulang. Bukan hanya soal anak tapi juga pekerjaan Rumah Sakit yang harus diembannya sebagai ASN, ia membuat surat keterangan sakit untuk istrinya, Nadya. Ditatapnya cakrawala arah timur tempat kabupaten Kebumen berada, Di Sisi utara kebumen, terlihat jajaran bukit Dieng dan Gundukan Sindoro Sumbing. Matanya tertuju pada Kota Kebumen, seolah ia benar sedang tertuju pada koordinat dimana istrinya berada. 

Wajar jika suamimu gelisah dengan keadaanmu, Sebab dia suamimu. Aku yakin ia punya pikiran macam-macam tentang aku. Radar supranaturalnya hanya mampu membaca pikiran umum dari apa yang dilihat. Demikian halnya membaca pikiran. Padahal adamu semata hanya untuk selamatkan aku. Kau yang selamatkan aku Nadya. Terima Kasih. Kau sudah menjagaku. Para Ksatria Timur pun telah mengucapkan rasa terima kasih yang mendalam pada usahamu dalam mengobati lukaku ini. Hingga saat ini, aku dapat pulih kembali.


Mereka tentu saja tidak berpikir dengan Nasib dan perasaan Suami Nadya.

“Nadya, maafkan saudara-saudara saya. Mereka terlihat “Masa Bodoh” bahkan akan mengancammu jika aku tidak sembuh dari luka ini. Aku mendengar ancaman itu terucap dari pembicaraan kau Nadya di malam yang hening di tengah suara Sirine yang beberapa kali berbunyi panjang atau tepatnya berulang-ulang di pintu perlintasan Kereta Api Panjer, Kebumen. Sepertinya itu pukul 3 pagi dimana kereta dari Jakarta beberapa tampak datang dan menurunkan penumpang orang Kebumen di stasiun ini. Mondar mandir kendaraan tak seramai saat siang di pintu perlintasan kereta. 

Bagi mereka, kesembuhanku menjadi prioritas utama, makanya mereka terlihat memaksamu. Dan kau membuktikan kau bisa mengobatiku. Terima kasih ya.


Kini aku sudah sembuh. Sudah segar bugar, sehat sentausa seperti sediakala. Hanya tinggal luka gores yang menunggu kering tapi 90 persen sudah paripurna dan aku detik ini telah merasa sangat sempurna seperti sedia kala.


Nadya, Aku akan mengantarmu pulang Ke Purwokerto (Purbalingga). Kau Harus Kembali. Apapun dan bagaimanapun. Kau Istrinya dan Kau harus kembali padanya.


Nadya menangis. Ia mendekat ke arahku. Di ruang tamu Panjer Kebumen. 

“Aku takut kembali Rio!” Rupanya ia merasa tindakannya sebagai kesalahan. Ia merasa sangat takut. Terlihat dari raut wajahnya.

“ Aku mengerti! Tapi tidak mungkin engkau berlama-lama di sini. Ini sangat tidak baik bagimu. Terlebih Engkau juga terikat pekerjaan di Rumah Sakit Umum Daerah Purbalingga…!”

“Ia baik-baik Saja dan Menunggu kedatanganmu..!”

“Aku ingin disini saja…!”

“ Tidak…! Itu Tidak Boleh terjadi. Aku tahu kau mencintaiku. Aku merasakan aura itu masih ada padaku…!”.

Tatap mata seketika berkaca-kaca, seperti sedang mendalami kembali kisah lama. Ia tak sadar bahwa dirinya adalah suami orang lain. Ia peluk aku sangat kuat. Ia seperti tak tahan ingin meluapkan rasa cinta selama ini. Aku menangkapnya tapi seketika aku menahannya. Hingga ia tersadar dengan perbuatannya.

Ia dengan cepat merasa malu, dan meminta maaf.

“Iya Kamu benar….! Aku memang harus pulang….!”

Ia masih menitikkan air mata. Itulah air mata terindahnya, itu air mata kasihnya. Air Mata Suci yang datangnya atau sumbernya dari Jiwa. Air mata yang pernah kulihat dulu. Air Mata Kasih yang dulu tercurah padaku. Kini air mata itu tumpah kembali. Aku ingin reflek ingin menghapusnya dengan tisuu yang sekejab telah ada di tanganku yang kuambil di ruang ini. Aku ingin membasuhnya. Aku ingin mengakhiri penderitaanya. Ia pun sama seeprti diriku yang merasakan kembali aura cinta lama.

Lihat selengkapnya