Deal, ya!

Salwaa Roudlootul
Chapter #2

#2 Kacau

Sama seperti biasanya, Elina sangat sibuk dengan berbagai pekerjaan yang disodorkan Sean. Namun, bukan Elina jika tak punya ide cemerlang. Dia menciptakan suasana kerjanya lebih menyenangkan dengan memutar musik dari idolanya. Dengan rambut sepunggung yang sengaja dia urai, tentu bisa menyamarkan sebuah airpods yang bertengger di telinganya. Masa bodoh dengan suasana sekitar. Menurutnya, lebih penting menjaga kewarasannya. Apalagi, harus menghadapi Sean yang menyebalkan.

Sentuhan di pundak, tak membuat Elina segera melepas airpods-nya. Dia tetap menggoyangkan kepalanya sembari tetap mengerjakan pekerjaannya.

Lagi-lagi pundaknya disentuh. Namun, Elina memilih tetap asyik dengan apa yang dia lakukan. "Apa sih, Mir?"

"Saya gak bayar kamu buat joget-joget gitu."

Elina membulatkan mata kemudian melepas airpods-nya. Dia berdecak sebelum membalik tempat duduknya dan memasang senyum paksa. "Ada apa, pak?"

"Kamu udah reservasi buat lunch belum? Kok gak laporan ke saya?"

Mampus! Begitulah kiranya yang kini menggema dalam kepala Elina. Ruwet-nya Senin juga tidurnya yang kurang, membuat Elina menjadi tak fokus. Apa karena faktor usia? Oh astaga! Dia baru menginjak 24 tahun, belum ada seperempat abad dan bagaimana bisa otaknya sudah mulai tak fokus?

Elina melirik jam dinding. Sudah menunjukkan pukul 11 siang yang artinya dia hanya punya sedikit waktu untuk melakukan reservasi. Sementara, setiap restoran sekitar kantor pasti sudah direservasi. Apalagi, memang banyak kantor-kantor besar di sekitar tempatnya bekerja.

"Jangan bilang kamu lupa reservasi." Sean memejamkan mata sembari memijat pangkal hidungnya. "Elina, ini tuh meeting penting. Gimana kalo investornya batal tanda tangan kontrak?"

"S-saya reservasi sekarang." Wanita dengan mata coklat itu segera memasukan nomor beberapa restoran yang ada di sekitar. Namun, hampir semuanya sudah penuh untuk makan siang. Hingga akhirnya salah satu restoran khas Jepang yang jaraknya memang agak jauh dari kantor. Perjalanannya sekitar 15 menit jika tak terjebak macet.

Elina tersenyum canggung. "Sudah selesai, pak. Tadi bapak denger restorannya di mana 'kan? Saya harus selesain kerjaan saya."

***

Lihat selengkapnya