Blurb
Tulisan ini menggambarkan refleksi seorang tokoh bernama Eja yang terjebak dalam kerinduan dan kehilangan, diwakili oleh nama "Senja" yang diberikan orang tuanya. Eja melihat senja sebagai simbol kekacauan kota, di mana kemacetan dan egoisme pengemudi menciptakan ketidaknyamanan. Dalam perbincangan dengan Jubaidah, rekan kerjanya, Eja meresapi hubungan masa lalu dan kesedihan yang mendalam. Melalui dialog dan observasi, cerita ini mengeksplorasi tema identitas, kehilangan, dan harapan di tengah kesibukan kehidupan kota.
Hingga dinamika antara hubungan si langit dan si senja dalam memperebutkan dandelion (deli)