Déanach

NarayaAlina
Chapter #16

Chapter 16 ~ Mengacau

Marahlah secukupnya pada tempat yang dituju.

Bersabarlah tanpa batasan sesui tempatnya.

Mengikuti amarah membuatmu lupa situasi.

Mengikuti amarah juga merugikan banyak orang.

(Birendra Sadhana)

🍁🍁🍁

Bijaklah dalam bersikap. Gunakan skala prioritas untuk menghadapi dua hal yang sama-sama penting. Jika keduanya penting, maka pilih salah satu mana yang lebih genting. Dalam artian segala keputusan yang diambil tidak sembrono.

Sepanjang perjalanan kembali ke sekolah, Birendra mendapat wejangan dari Radit. Lelaki yang menjadi panutannya itu mengatakan, dia harus pandai-pandai memilih dan memilah kepentingan sesuai sifatnya.

Tidak asal menentukan pilihan lantas merugikan banyak pihak. Atau memutuskan memilih salah satu tapi kenyataannya menyakiti banyak orang.

Birendra hanya mengangguk menanggapi apa yang disampaikan abangnya itu. Pikirannya sudah melambung jauh membayangkan bagaimana kondisi mamanya saat ini.

"Bang, Mama gimana, ya?"

"Semoga Tante Ajeng nggak apa-apa, Bi! Ada Ganesh 'kan? Apa sekarang kita langsung ke rumah sakit?"

"Nggak usah, Bang. Bi bisa berangkat sendiri. Lagian masih ada Mas Ganesh. Abang sama Mas Ganesh kan kayak air sama minyak. Nggak pernah akur!"

"Abang juga mau jenguk Tante Ajeng, Bi! Masa nggak boleh?"

"Nanti kalo mau jenguk sekalian sama Bunda. Biar Abang sama Mas nggak bertengkar terus kayak Tom and Jerry. Kalo sama Bunda kan aman, ada wasitnya."

Radit tertawa mendengar ucapan adiknya itu. Lelaki yang 32 tahun itu lantas mengacak rambut Birendra dengan gemas.

"Seharian mbolang muka ini udah kucel, eh, masih juga rambut diacak-acak. Turunlah kadar ketampanan adikmu ini, Bang!"

"Hilih! Miki pis-pisin iji biligi."

"Bang, kalau mau alay inget sama umur. Aku jijik, Bang! Aku jijik!"

Radit bergidik ngeri melihat tingkah Birendra. "Heh! Kalo mau drama inget sama badan. Masa badan kekar drama begituan? Pen muntah, Bi! Siapa yang ngajarin?"

"Kita 'kan seperguruan? Jadi, kalau masih seperguruan nggak usah belagak mau muntah, Raditya Rifqie Nugraha! Sama-sama menjijikkannya."

Keduanya tertawa lebar tepat saat mobil sudah memasuki area parkir sekolah. Sebelum memasuki gerbang sekolah, Birendra sempat melirik sebuah mobil, persis seperti milik kakaknya.

🍁🍁🍁

Lihat selengkapnya