Ada masa di mana lelah saja yang dirasa.
Ada masa di mana semua terasa sia-sia.
Ada masa di mana segala yang dimulai haruslah berakhir sekarang juga.
Ada masa di mana segala perjuangan itu tiada berharga.
Semua itu ada masanya.
Namun satu yang perlu diingat,
tak ada hal yang akan berakhir hingga semua benar-benar berakhir
Menyelesaikan apa yang sudah dimulai
Mengakhiri semua yang sudah diawali.
Sampai kapan?
Sampai nanti, waktu yang 'kan mengajak pulang.
(Birendra Sadhana)
🍁🍁🍁
Birendra masuk Minggu kedua tanpa keluarganya. Saat akhir pekan kemarin, dia sempatkan untuk pulang. Menginap semalam di rumah keluarganya dan pagi-pagi sekali dia sudah kembali ke kamar kost dengan alasan akan menemani siswanya yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler.
Suasananya sangat canggung dan itu membuatnya menjadi seperti terasing di tengah keluarganya sendiri. Meski sang mama masih tetap memanjakannya. Lalu ada seorang Zio yang menjelma menjadi sosok yang lebih ramah padanya.
Bagaimana dengan Ganesh dan ayahnya? Masih sama! Apakah ini salah Birendra? Tidak, memang kedua manusia itu saja yang masih bergelut dengan gengsi. Berdalih ingin menjadikan Birendra sebagai sosok yang lebih mandiri.
"Baik-baik saja, Nak?" tanya sang kepala keluarga di Minggu pagi saat sarapan sebelum Birendra kembali ke tempat kost.
Pertanyaan yang terlontar itu hanya dibalas anggukan oleh Birendra.
"Ingatlah untuk selalu menjaga kesehatanmu, jangan terlalu lelah dan memforsir. Kamu masih punya keluarga. Jangan sampai orang beranggapan keluargamu ini menelantarkanmu, Nak."
"Iya, Bi paham, Yah! Terima kasih."
"Cukupkah gajimu?" Birendra kembali mengangguk.
"Katakan saja jika memang kamu butuh sesuatu. Ayah juga tidak sepenuhnya menutup mata. Kamu masih menjadi tanggungan Ayah."
"Bi hanya butuh satu hal saja. Bi butuh Ayah untuk merestui apa yang Bi pilih. Rida orang tua adalah rida Allah juga. Murkanya orang tua, murkanya Allah juga."
"Maaf, Ayah belum bisa. Ayah bebaskan kamu untuk menjadi apa saja yang kamu mau, asal tidak menjadi guru."
"Maaf, Yah! Bi tetap harus menjalaninya hingga batas akhir yang bisa Bi lakukan."
Jika batu bertemu dengan batu, maka yang lainnya hanya akan membatu. Tak bisa berbuat apa-apa hanya menjadi penyimak saja. Ketika nantinya batu dan batu itu berbenturan dengan keras, maka berhati-hatilah salah satu atau bahkan keduanya bisa hancur.