Déanach

NarayaAlina
Chapter #27

Chapter 27 ~ Terlambatkah?

Ketika semua terabaikan,

bahkan hidup atau matimu pun ada di persimpangan jalan,

antara diharap dan tidak diharap.

Lalu, apa yang akan kau lakukan?

Menyerah? Pasrah?

Keberadaanmu itu hanya antara ada dan tiada.

Lelah? Inginnya sudahi saja?

Mungkin nanti akan ada senyum di bibir mereka setelah kau sudahi semua, lebih awal.

(Birendra Sadhana)

🍁🍁🍁

Operasi dilakukan segera setelah keluarga menandatangani surat pernyataan kesediaan. Seluruh keluarga Birendra menunggu di depan ruang operasi.

Ganesh dan Zio sudah kembali. Meski si sulung itu masih memasang raut wajah kesalnya. Radit lebih memilih untuk menjaga jaraknya dengan Ganesh daripada nanti justru dirinya yang lepas kendali dan balik menerjang kakak Birendra.

Radit duduk diantara Yudis dan ayahnya. Dia menengadahkan kepalanya kala cairan bening itu tiba-tiba saja jatuh tanpa komando.

"Om Yudis, sudahi sampai disini saja. Jangan biarkan Bi tersiksa lebih jauh lagi."

"Maksud kamu apa, Dit?" tanya Yudis.

"Bi itu sudah lelah, dia sudah sampai di ambang batasnya."

"Jangan mengada-ada kamu! Saya tidak akan membuat anak saya tersiksa. Apa yang saya lakukan itu semua demi dia."

"Om nggak tau 'kan kalo Bi itu stres berat dan nyaris depresi?"

"Anak-anak saya anak yang kuat, dia nggak akan selemah itu, Dit!"

"Anak bungsu Om Yudis itu pandai. Dia sangat pandai mengelabui kita. Dia terlalu pandai menyimpan rasa sakitnya sendiri. Mungkin Om dan Ganesh pikir Bi itu bisa menerima semua. Om salah, anak itu pemikir berat. Radit berusaha menjaga dan dekat dengannya bukan karena ingin merebut perhatiannya, tetapi Radit bisa membaca bahwa Bi itu sedang terpuruk."

Lihat selengkapnya