Seorang gadis bernama Vandella Adelia Alentina atau yang kerap disapa Adel sedang membaca buku dengan posisi tengkurap dan telinganya yang sudah tersedia earphone.
"Gimana rasanya jadi artis ya?" tanyanya.
"Hai Del," sapa sahabatnya Lisa.
"Lo punya tangan buat ngetok pintukan?" tanya Adel.
"Sorry," ucapnya.
"Kata maaf gak akan balikin apa yang udah terjadi."
"Apa mau lo?" tanyanya.
"Lo bisa gak sih gak usah galak-galak?" tanya Lisa.
"Mona juga ikut?" tanya Adel.
"Gak usah ngalihin pembicaraan," ucap Lisa.
"Gak usah sok dramatis."
"Bilang ke gue, mau apa kesini?" tanyanya angkuh.
"Sastra?" tanyanya.
"Maksud lo?" tanya Adel.
"Ada tugas gak?" tanya Lisa.
"Kenapa nanya gue?" tanya balik Adel.
"Lo lemot," ucap Mona baru masuk.
"Maksud sahabat lo apaan sih?" tanya Adel.
"Dia cuma nanya lo ada tugas sastra atau enggak."
"Kita mau ajak lo keluar," ucapnya.
"Gak."
"Kenapa?" tanya Lisa.
"Panas."
"Tar gue item," tolaknya.
"Cantik itu gak harus putih," ucap Mona.
"Gue tahu."
"Terus?" tanya Lisa.
"Males."
"Lo berdua aja," jawabnya.
"Keluar beli seblak kek," satan Mona.
"Beli sendiri. Gue nunggu," balasnya.
"Ngertiin kita lah Del," ucap Lisa.
"Gue-lagi-mager."
"Jelas?" tanyanya penuh penekanan.
"Del," ucap Vani.
"Apa lo," balasnya.
"Santai kali," balas Vani.
"Hai kak," sapa Mona.
"Hai Mon," balasnya.
"Apa?" tanya Adel.
"Isi bensin sono," titah Vani.
"Ogah."
"Suruh Mona atau Lisa kek," ucapnya.
"Yang ade gue itu lo, bukan mereka," selanya.
"Lagian lo yang mau pake motor gue kan?"
"Ya udah sana. Lo yang ngisi," timbalnya.
"Lo jadi adik nurut dikit kek!" serunya.
"Lo juga jadi kakak sopan dikit."
"Ajarin yang baik-baik sama adeknya."
"Bukan malah keluyuran sampe malem sama cowok," tuturnya.
"Udah. Sana beli," titahnya.
"Panas."
"Udah buru."
"Atau gak gue aduin sama mama, papa kalo lo abisin uang bulanan lo buat beli novel," ancamnya.