Adel baru saja sampai di depan rumah saat dirinya selesai makan malam bersama Abun.
"Mampir Bun," ucap Adel.
"Kapan-kapan deh," balasnya.
"Adel," seru Amira.
"Mama," ucap Adel.
"Pacarnya ajak ke dalem dong," ucapnya.
"Hah?" kaget Adel.
"Makasih tante, tapi kan udah malam," tolak Abun secara halus.
"Gak papa. Pacarnya Adel kan?" tanyanya.
"Hah?" Abun menatap Adel dan Adel mengangguk.
"Iya tante," jawab Abun.
Adel menghela napas kesal.
"Adel, ajak masuk dong pacarnya."
"Ada kak Adit di dalem tuh," ucapnya.
"I-iya ma."
"Makasih calon mama," ucap Abun.
"Iya."
"Tante masuk dulu ya," ucapnya.
"Iya tante."
"Ajak pacarnya masuk Adel," ucap Amira lagi.
"Hm," balas Adel.
"Gimana pacar?" tanya Abun.
"Nyebelin banget sih Bun?" tanyanya berguman.
"Tapi, gue yakin kayaknya lo suka."
"Tapi gak bilang gitu ke mama gue."
"Percuma," jelasnya.
"Ayo masuk."
"Pengen kenal sama keluarga lo yang lain," ucapnya.
"Ya."
¶¶¶
"Abun ini pacarnya Adel loh pa," ucap Amira.
"Mama seneng Adel punya pacar."
"Lo pacaran sama Adel?" tanya Vani.
Abun mengangguk.
"Lo lupa pake kacamata?" tanya Vani membuat Abun tak mengerti menatap Adel.
"Vani," lirih Adi.
"Kok lo bisa suka Adel?" tanyanya.
"Lo bisa gak usah ikut campur hidup gue gak?" tanya Adel.
"Gue tanya Abun. Bukan lo," jawabnya.
"Iya. Aku pacarnya Adel."
"Kita kenal dari Glen Anggara."
"Aku serius sama Adel. Jadi maaf kalo boleh minta."
"Kak Vani jangan tanya-tanya aneh lagi sama Adel," ucap Abun.
¶¶¶
"Lo mau pulang sekarang?" tanya Adel di teras depan.
"Iya."
"Kenapa?" tanya Abun.
Adel menggeleng. "Gak papa."
"Masih kangen?" tanya Abun.