Adel berada di ruang makan rumahnya Arlan.
Tampak berbeda suasananya dengan suasana rumahnya.
Sangat damai dan nyaman.
"Gimana sama kuliah sastra kamu?" tanya Ardi.
"Baik om," jawab Adel.
"Kapan terakhir kamu ke sini Del?" tanya Bulan.
"SMP tante," jawabnya.
"Kapan kita putus?" tanya Arlan.
"Kelas satu SMA saat lo lebih pilih sahabat gue di banding gue!"
Mereka tertawa.
"Udah Adel, gak usah dendam," peringat Bulan.
"Anak tante sama om nyebelin sih," curhatnya
"Tapi sekarang Arlan adalah orang terbaik di dunia ini bagi Adel," ucapnya.
"Iya tante tahu."
"Del," panggil Ardi.
"Iya om."
"Mama, papa kamu tahu soal...."
"Cuma kak Vani yang tahu om."
"Makannya Adel mau bilang buat gak usah bilang mama sama papa ya om," pesan Adel.
"Tapi keputusan kamu salah Adel," tandas Bulan.
"Adel tahu."
"Keputusan adalah hal paling sulit di antara yang lain."
"Tapi, ini yang terbaik tante," jawabnya.
"Gak selamanya yang kamu anggap terbaik, adalah yang baik."
"Adel bisa nentuin jalan Adel sendiri tante."
"Makasih," ucapnya lalu pergi.
"Adel yang sama."
"Pemarah."
"Keras kepala."
"Jutek dan tertutup."
¶¶¶
Adel mengambil tas fashion dan keluar membuka pintu.
"Udah?" tanya Abun.
"Susah gak cari rumahnya?"
"Enggak."
"Gak ada yang ketinggalan?" tanya Abun.
"Ada," ucapnya sok panik.
"Apa?"
"Hatiku," jawabnya tertawa kecil.
"Gak ada waktu buat ngegombal."
"Ayok nonton!" seru Abun.
"Kemana?" tanya Adel.
"Kebioskop, kita nonton," ajaknya.
"Siapa yang bilang bioskop?" tanya Adel.
"Emang kemana?" tanya Abun.
"Kita ke atas kota."
"Disana gue udah nyiapin film yang bagus," ucap Abun.
"Tapi, sebelumnya gue mau pergi ke ruamh seseorang," ucapnya.
"Kemana?" tanya Abun.
"Nanti gue kasih tahu," jawabnya.
¶¶¶
"Lo bisa nyetir?" tanya Adel.
"Lo bisa liatnya gue lagi apa?" tanya Abun.
"Ya gue kira kebisa lo cuma bawa si bereum sama bawa si jasmin," jawabnya.
"Kak Zee yang ngajarin," ucapnya.
"Kakak cewek lo apa kabar?" tanya Abun.
"Dia balik."
"Lo kok kenal?" tanya Abun.