Flashback on
Adel dan Arlan berada di sebuah mobil dengan suasana yang hening. Adel berasakan sesuatu yang sangat sesak.
"Lah, kok gue agak susah napas gini?" tanyanya.
"Lo udah cuci darah?" tanya Arlan.
"Harusnya tadi siang. Tapi, gue lupa," jawabnya.
"Del."
"Kok bisa lo lupa."
"Kita ke rumah sakit ya," ucap Arlan.
"Iya Lan. Cepat!" seru Adel.
¶¶¶
ArArlan panik dengan beberapa orang yang mengantar Adel dengan brankar.
Memasuki sebuah ruangan yang membuat Adel terus berdoa.
Arlan menunggu, dengan panik ia menelpon seseorang.
"Van."
"Adel kritis."
"Rumah sakit cinta nomer 42. Cepet lo ke sini," ucapnya.
Pip!
"Sodara Arlan," panggil suster.
"Iya."
"Pasien memanggil anda," ucapnya.
"Terima kasih Sus."
Arlan masuk dengan terburu-buru.
"Lan," ucap Adel.
"Iya Del," balasnya.
"Tolong ambilin tas gue," pintanya.
Arlan mengangguk dan mengambilnya.
"Lan. Kasih ini ke Abun," ucapnya.
"Ini apa?" tanyanya saat menerima sebuah kertas.
"Itu sesuatu buat Abun."
"Dan di kamar gue ada sebuah kotak."
"Nanti lo ambil itu dan simpen surat itu di dalamnya," pesannya.
"Lo mau kemana Del?" tanyanya.