Keesokan harinya, aku memulai kegiatan mengajar kembali tanpa mengingat kejadian semalam. Hari ini, aku mengajar kelas 6 yang sedang mempersiapkan ujian kelulusan. Aku harus mengakui bahwa anak-anak sekolah zaman sekarang sudah sangat cerdas, terutama dalam pelajaran Bahasa Indonesia yang merupakan bahasa sehari-hari mereka.
Pukul dua belas siang, aku berada di kantin sekolah untuk memesan soto ayam buatan Bu Tantri yang katanya sangat enak. Aku mulai menyeruput kuah soto yang sangat menggugah selera, namun tiba-tiba ada seseorang yang duduk di seberangku. Ternyata itu adalah Pak Tomi.
“Sendiri aja Bu?” tanyanya sembari membawa semangkuk soto.
Aku mengangguk pelan, rasanya aku tidak ingin berbicara karena kenikmatan yang aku rasakan di lidah.
“Oh iya Bu, Ibu tinggal sendirian disini?”
Aku mulai mendongakkan kepala ku dan meletakan alat makanku.
“Iya pak, saya tinggal hanya sama dua ekor kucing saya,”
“Emang gak takut bu?”
Tiba-tiba aku teringat kejadian semalam, namun aku berusaha mengenyahkan rasa takut itu.
“Aman kok pak, sudah biasa juga tinggal sendirian,” ujarku meyakinkan.
“Ah serius? Masa anak gadis tinggal sendirian,” candanya.
Aku tersenyum kecil dan mulai menyuapkan sesendok soto ke mulutku.