Dear, diary

Liepiscesha
Chapter #5

Chapter 4

Hari kembali berganti, seperti biasanya aku bangun lebih awal untuk mempersiapkan sarapan, memastikan ibuku baik-baik saja selama aku di sekolah dan pergi ke sekolah bahkan saat langit masih gelap.

Cuaca hari ini lebih dingin dari biasanya, aku hanya mengenakan jaket tanpa ingat harus membawa payung, lagi-lagi gerimis datang. Entah kenapa aku selalu lupa untuk membawa payung, selama di jalan aku tak melihat laki-laki itu padahal biasanya dia akan muncul entah darimana.

" Tumben dia ga keliatan". Batinku sembari mataku yang menyelusuri sekeliling.

Bulan Februari sudah hampir berlalu tapi ucapan ulang tahun masih terus berdatangan, tapi sayangnya aku tak suka hal tersebut. Harusnya tahun ini aku dan Karel sama-sama berulang tahun, maka dari itu aku membenci ucapan ulang tahun.

Aku mematikan ponselku dan terus berjalan menuju stasiun kereta.

Di dalam kereta aku kembali melihat laki-laki itu, ia duduk di kursi paling pojok, mendengarkan musik dengan earphone yang terpasang di kedua telinganya sambil memejamkan kedua matanya. Hari ini kereta menjadi lebih ramai dari biasanya, sehingga banyak penumpnag yang harus berdiri, begitu juga dengan diriku.

Tak mengerti apa alasannya, tapi mataku terus menatap kearah laki-laki tersebut.

" OMG Mikaela! ngapain sih kamu!". Ucapku pada diri sendiri.

Di hadapan laki-laki itu yang tengah tertidur, ada seorang wanita hamil yang tak mendapatkan tempat duduk. Anehnya orang lain tak mau memberikan tempat duduknya pada perempuan tersebut, aku berjalan menghampiri laki-laki tersebut dan menepuk-nepuk pundak laki-laki tersebut

" Heh". Ucapku berusaha membangunkannya.

Tiba-tiba saja seorang di belakangku tak sengaja menyenggol tubuhku sehingga menyebabkan aku hampir saja terjatuh mengenai laki-laki di hadapanku. Kini wajah kami saling berhadapan dengan jarak yang begitu dekat, ia membuka matanya dan membuatku terkejut.

" Hm itu, bantu gue berdiri dong, orang di belakang gue mepet banget soalnya". Ucapku dengan wajah yang terasa panas.

Namun ia malah terdiam dengan wajah syok nya, tak lama kemudian ia sedikit menggerakkan tubuhnya, membuatku duduk di kursinya sedangkan ia langsung berdiri dan menjauhkan tubuh pria yang barusan membuat diriku terjatuh. Kini ia berdiri tepat di hadapanku yang duduk di depannya.

" Heh, di sebelah lo ada ibu hamil yang ga dapet tempat duduk, lo bawa kesini terus suruh dia duduk disini deh". Ucapku padanya.

Ia mencari perempuan hamil yang barusan ku sebutkan lalu kembali dan membiarkan perempuan tersebut duduk.

" Makasih ya, kalo gada kalian mungkin saya gabisa duduk". Ucap perempuan hamil tersebut.

" Iya bu, lagian masa ibu hamil di biarin berdiri desak-desakkan". Ucapku.

" Baik banget kamu, kalian satu sekolah?". Tanya ibu tersebut sambil menatap aku dan laki-laki itu.

" Iya". Jawabku diikuti senyuman.

" Ohh, pacaran ya? lucu banget yaampun". Ucap perempuan hamil tersebut ngawur.

Lihat selengkapnya