Dear, diary

Liepiscesha
Chapter #26

Chapter 25

Hari demi hari berganti, aku terus berusaha untuk menemui Arlen di sekolah karena kelas kami berbeda, ditambah ia selalu bersama dengan teman-temannya membuat usahaku menjadi lebih sulit untuk menemuinya. Tapi bagaimanapun juga aku harus bisa membujuk Arlen agar mau memelihara anak kucing yang tak lama lagi akan lahir, Yian terus membahas tentang kucingnya dengan senyuman di wajahnya, maka dari itu aku tak boleh menghancurkan harapannya.

Jam istirahat tiba aku segera bergegas untuk mencegah Arlen di depan kelasnya, anak-anak dari kelasnya tampak bingung melihat kehadiranku, aku berdiri di depan kelas Arlen sembari menunggu dirinya keluar dari kelas.

" Mika". Sapa seorang anak dari kelasnya.

" Iya kenapa?". Tanyaku bingung.

" Lo nyariin Arlen ya?". Tanyanya, ia Karla teman sekelas Arlen.

" Iya, kok lo tau?".

" Ohh... soalnya daritadi Arlen gamau keluar kelas gara-gara liat lo berdiri nungguin dia disini, memang ada masalah apa sih? sejak kapan lo kenal sama Arlen?". Tanyanya.

" Dia gamau keluar?".

" Iya, dia keliatannya risih, mending lo balik aja ke kelas lo".

" Ohh, o-oke kalo gitu gue balik dulu deh". Ucapku terbata.

" Siapa?". Tanya anak lainnya.

" Mika, lo tau kan anak kelas sebelah yang sodara kembarnya dibunuh itu, masa dia nyariin Arlen, gatau malu banget nyamperin Arlen kesini". Ujarnya pedas.

" Hah! dia, jangan-jangan dia mau godain Arlen".

Aku yang mendengar ucapannya merasa sangat marah dan sakit hati, namun aku harus menahannya.

Sangat memalukan, ternyata dia memang sengaja menghindariku padahal kupikir kami hanya tak memiliki waktu yang tepat untuk bisa bertemu. Berhari-hari ini aku terus mencarinya tapi tanpa kusadari ternyata ia justru berusaha menghindar. Apa aku benar-benar sudah mengganggunya, bahkan ucapan Karla barusan benar-benar membuatku amat malu dan kesal.

Aku kembali ke kelas dengan wajah murung, Sophia yang terus memperhatikan pun sadar dengan apa yang terjadi pada diriku.

" Kenapa sih murung banget? lo kenapa sih akhir-akhir ini ilang-ilangan mulu?". Tanya Sophia khawatir.

" Kamu ada masalah? kenapa ga cerita sama kita?". Tanya Irene.

" Gapapa kok gapapa, cuma lagi gaenak badan aja". Ucapku.

Seperti biasa, sepulang sekolah pasti Yian akan beridiri di depan stasiun kereta dan menungguku agar kami bisa pulang bersama,

Aku berjalan disampingnya dengan langkah yang terasa berat, aku terus menghela napas gusar, rasanya hari ini benar-benar menyebalkan.

" Lu kenapa?". Tanya Yian.

" Gapapa". Jawabku singkat.

Kemudian Yian kembali diam, kami terus berjalan tanpa mengobrol sedikitpun. Di tengah jalan Yian menarik lenganku dan membawaku masuk ke dalam tempat bermain.

" Kok kesini sih?". Ucapku bingung.

" Sini, kita naik ini". Ucapnya mengajakku ke area bumper cars.

Aku merasa heran dan malas dengan ajakannya, namun ia terus mendorongku untuk menaiki salah satu bumper car. Aku menyetir dengan malas namun kemudian Yian menabarku dari belakang, ia menyeringai kearahku.

" Wah ngajak ribut ya". Ucapku diikuti dendam.

Pada akhirnya kami saling menabrak satu sama lain, tanpa kusadari aku mulai tertawa seperti biasanya.

" Ini, ini, gue mau main ini". Ucapku heboh.

Yian hanya tersenyum menanggapi ucapanku.

" Yang kalah traktir pizza ya". Tantangku saat kami bermain street basketball.

" Oke!". Tanggapnya.

Pada akhirnya aku menang dan sesuai perjanjian yang kalah harus mentraktir. Hari semakin gelap kamipun segera pergi makan pizza sebelum akhirnya harus pulang.

" Asik, thanks Yian". Ucapku senang.

Kamipun menyantap pizza di hadapan kami, aku tahu bahwa Yian mengalah, ia sengaja kalah agar bisa membuatku senang, dia memang yang terbaik.

" Ah kenyang". Ucapku sembari mengelus perutku.

" Baguslah, ga sia-sia gua ngeluarin uang". Ucapnya.

" Lo kan kaya!". Candaku.

" Tetep aja ini uang jajan gue semingu".

" Hahah, makasih ya Yian". Ucapku, aku sangat bersenang-senang hari ini berkat dirinya.

Esok aku harus kembali menemui Arlen apapun yang terjadi, dasar laki-laki tidak bertanggung jawab, dia sangat menyebalkan.

Lihat selengkapnya