Dear, diary

Liepiscesha
Chapter #31

Chapter 30

Mentari pagi menyapa bersinar memenuhi kamarku, secercah cahaya matahari tepat mengenai wajahku memaksaku untuk bangun dari mimpi. Seperti biasanya Yian sudah menunggu di depan rumah, setiap pagi ia selalu menghadiahkan senyumannya padaku membuatku lebih bersemangat untuk menjalani hari. Kami berjalan ke sekolah bersama-sama, di tengah jalan aku melihat Arlen yang berjalan tepat di depan aku dan Yian, baru kali ini aku bertemu Arlen saat hendak pergi ke sekolah.

Baru saja tiba di sekolah Irene sudah menyapa kami di Lorong kelas, aku segera melangkah menjauh dari Yian.

“Pagi Yian, Mika” sapa Irene dengan mata yang hanya terfokus pada Yian.

Irene merangkul lenganku akrab seperti biasanya, ia tersenyum memadang kearah laki-laki yang ia sukai.

“Thanks kemarin lo udah nganter gue pulang” ucap Irene.

Yian diam tanpa menanggapi ucapan Irene, matanya menatap kearahku. Aku bertanya-tanya kenapa Yian malah menatap kearahku.

“Ah sayang kamu ga ikut” ucap Irene padaku.

Aku hanya tersenyum canggung menanggapi ucapannya, aku baru ingat Irene sengaja merencanakan ini agar bisa pergi bersama Yian.

“Gua ke kelas” ucap Yian pada kami.

Irene mengangguk menanggapi Yian, ia tampak sangat gembira pagi ini. Sesaat setelah Yian pergi Irene segera melepas rangkulannya lalu berjalan menuju kelas.

Aku mengerutkan dahi bingung dengan sikap Irene barusan, rasanya ada yang tidak beres namun aku tetap berusaha agar tak berpikiran yang tidak-tidak.

Jam pelajaran dimulai, aku dan anak-anak yang lain mengikuti kelas dengan baik, beberapa jam kemudian waktunya istirahat pun tiba aku beserta Irene dan Sophia pergi makan di kantin seperti biasanya. Awalnya kami masih baik-baik saja sampai akhirnya tanpa sengaja jus mangga milik Irene tersenggol dan tumpah mengenai seragamku.

“Astaga sorry Mika, ga sengaja” ujar Irene panik.

“G-gapapa, gue ke toilet dulu” ucapku panik karena seragamku kini basah dan lengket.

Aku sibuk membersihkan baju seragam dan rok ku yang kini sudah sangat lengket dan basah, tak lama kemudian Sophia datang untuk membantu.

“Lo gapapa? Tadi gue ke loker lo buat ambil baju olahraga tapi kok gada ya? Lagi lo cuci? punya gue kotor soalnya, Irene juga bilang kalo dia udah kasih pinjem seragamnya ke anak kelas sebelah” jelas Sophia.

“Gada? Terakhir aku taro di loker kok” ucapku bingung.

“Terus gimana? Pastikan ga nyaman banget pake seragam basah,lengket kayak gini lagi” ucap Sophia cemas.

“Gapapa Sop, nanti juga kering” ucapku pasrah.

“Seragam lo kan putih, kayaknya ga enak aja deh liatnya basah gini” ujar Sophia cemas dengan seragam yang kugunakan.

Lihat selengkapnya