Dear, diary

Liepiscesha
Chapter #36

Chapter 35

Kalau saja aku bisa lebih memahami perasaanku pada Yian, apa aku juga akan memiliki keberanian untuk mengatakan apa yang terjadi pada Irene, pikiran itu terus berputar di kepalaku.

Aku sendiri masih belum tahu apa yang kurasakan, hanya saja aku selalu berdebar saat sedang bersama Yian, aku juga mudah merindukannya, selalu ada dia di balik alasanku tersenyum. Aku sudah terlalu nyaman berada di sisi Yian, bersama nya setiap saat membuatku makin sulit untuk meninggalkannya.

Lalu jika aku bilang pada seluruh dunia bahwa aku menyukai laki-laki tersebut, masalah apakah yang akan aku dapatkan.

"Woy! Bengong kok di tangga" Ujar Arlen dari belakang.

"Ah Arlen! Kaget tau" omelku.

"Kenapa lagi? Cowo lu selingkuh?" Tanyanya.

"Cowo gue?" Tanyaku heran.

Arlen menyeringai, "Jadi bertepuk sebelah tangan nih?" Ucapnya lagi.

Aku hanya terdiam mendengar ucapan Arlen barusan, ada benarnya mungkin memang hanya aku yang menaruh perasaan pada Yian. Tentu saja untuk apa dia harus menyukai diriku yang tak sebanding dengan Irene.

"Dih malah diem, sini deh ikut gue" ucap Arlen sembari menarik lenganku.

Ia membawaku ke kolam renang sekolah kami, di sana ia malah membiarkanku begitu saja dan sibuk menyelam, ia berenang dengan begitu bebas di dalam air.

"Ngapain sih? Udah ah gue mau ke kelas" ujarku sembari berdiri.

"Emang di sana lebih baik dari disini?" Tanyanya sembari terus berenang.

Aku memaku di tempat dan kembali duduk di pinggir kolam, melepas sepatuku dan memasukan kedua kakiku ke dalam kolam renang.

"Ternyata Arlen jago renang" batinku memperhatikan Arlen yang berenang di hadapanku.

"Lu masih temenan sama cewe-cewe itu?" Tanyanya.

"Hm? Irene, Sophia?" Tanyaku balik.

"Emang siapa lagi temen lu selain mereka?" Serangnya.

"Cih".

Aku tak membalas pertanyaan random Arlen barusan, aku semakin kesal mengingat keadaan saat ini.

Arlen berenang menghampiriku dan menyeka rambutnya yang basah ke belakang.

Mata kami saling bertemu, Arlen dengan wajah khawatir nya menatapku dengan tulus.

"Jangan terlalu di pikirin, kalo memang dia temen baik lu, dia ga bakal nyakitin lu" ucapnya mencemaskan ku seolah dirinya tahu apa yang tengah aku alami.

"Lo? Kok Lo bisa tau?" Tanyaku terbata.

Arlen tertegun dan lalu memercikan air ke wajahku. Membuat wajah dan seragamku sedikit basah.

"Ih! Basah dong Len, masih 3 pelajaran lagi!" Ujarku mencoba melindungi wajahku.

"Bodo" ucapnya dengan suara dingin, tak acuh dan malah semakin menjadi.

Aku mengambil sepatunya dan melempar sepatu tersebut kearahnya.

"Eh woy! Sepatu gua!!!" Ujarnya kesal, lalu ia menyelam mengambil sepatunya.

"Hahahah! Bodo" ucapku sambil tertawa puas.

Ia menarik sebelah sepatuku dan melemparnya jauh ke tengah kolam.

"Len?!" Teriakku syok.

Lihat selengkapnya