Sudah kesekian kalinya Yian makan malam bersama denganku dan ibuku, kini kami tak lagi canggung seperti saat pertama kali. Ibu nampaknya sangat menyukai Yian, terutama karena sifatnya yang baik dan penurut juga sopan di hadapan Ibu. Ditambah Yian sudah sejak lama sering membantu keluarga kami saat sedang mengalami kesulitan.
Aku kembali berpikir, jika tanpa Yian maka hari- hari kemarin akan terasa sangat berat bagi diriku. Aku sangat berterima kasih pada Yian yang dengan tulus dan ikhlas telah membantu aku dan Ibu bangkit dari kesedihan.
"Kok makannya pelan? Eum... gaenak ya masakan Tante? Kalo gitu biar Tante masakin yang lain ya" ucap Ibu yang dengan cemas tentang rasa makanan yang telah beliau masak.
"Engga Tante, enak, enak banget" jawab Yian lembut.
"Iya enak kok mah, mama duduk aja makan gausah khawatir" ucapku.
"Yaudah syukur kalo kalian suka, lain kali mama masak lebih enak lagi" balas ibu.
"Iya Tante, saya makan pelan biar bisa lebih lama di sini" ucap Yian becanda.
"Hahah Nak Yian, kalo mau nginep di sini juga gapapa kok nak" jawab ibu dengan ramah.
"Oke Tante haha" balas Yian senang.
Aku senang bisa melihat ibu tertawa seperti ini, semoga saja kehadiran Yian bisa sedikit menghibur perasaan Ibuku.
Selesai makan malam Yian berpamitan pulang pada Ibu yang tengah menonton televisi di ruang tengah.
"Makasih makan malamnya Tante" ucap Yian.
"Iya sama-sama, kalo mau makan malam datang aja kesini ya" suruh Ibu.
Yian tersenyum menanggapi ucapan Ibuku dan mencium tangan Ibu berpamitan untuk pulang.
"Mah, aku boleh cari angin dulu di taman?" Tanyaku meminta izin.
"Loh udah malem, sama Yian?"
"Iya" jawabku dengan wajah penuh harap.
"Yaudah pake jaket kamu, jangan kemaleman pulangnya" ucap Ibu memperbolehkan kami untuk berjalan malam di taman.
"Nanti saya antar pulang lagi Tante" ucap Yian sopan.
Aku pun berjalan di bawah lampu taman bersama Yian sembari menghilangkan rasa kenyang kami.
"Eum... Kenapa Lo dateng kerumah ga ngasih tau gue dulu?" Tanyaku yang sedari awal menahan rasa penasaran.
"Hm, gua khawatir sama lu" ucapnya tiba-tiba.
"Kenapa? Perasaan gue ga kenapa-kenapa deh" jawabku.
"Akhir-akhir ini lu selalu pergi-pergian sendiri, gua juga ga liat lu di jam istirahat, lu sendirian pergi kemana?" Tanyanya.
"Hah?" Gumamku terkejut.
Tak tahu apa yang harus aku katakan, padahal aku seperti itu karena Irene dan Sophia menjaga jarak dariku, lagipula mereka selalu bersama tapi kenapa Yian malah bertanya tentang hal itu padaku.
"Oh...eum, gue ada urusan lain" jawabku sebisanya.
"Urusan apa?" Tanyanya lagi.
"Ada... Tapi Lo selama ini bareng sama Irene kan?" Tanyaku balik padanya.
"Iya, sama Sophia, Leo juga. Gua kira lu yang sengaja menjauh dari kita?" Ucapnya.