Dear, diary

Liepiscesha
Chapter #51

Chapter 50

Mengingat ujian kenaikan kelas akan di adakan tak lama lagi, untuk memenuhi nilai akademis olahraga, kelasku pergi ke kolam renang untuk mengambil nilai. Selain Bahasa Inggris, kelemahanku lainnya adalah berenang, aku pandai dalam olahraga lain tapi tidak untuk yang satu ini.

Giliranku hampir tiba, aku berkumpul bersama beberapa teman lainya yang juga tak bisa berenang. Meski harus mendengar omelan dari guru olahraga terlebih dahulu setidaknya kini aku tak harus berenang seperti yang lainnya, sebagai gantinya aku harus mengambil nilai lebih untuk menyelam dan membersihkan peralatan setelah kelas berakhir.

Aku dan beberapa anak lainnya menyelam selama beberapa menit untuk pengambilan nilai kami. Berada di bawah air membuatku merasakan keheningan dan sedikit ketenangan, aku sama sekali tak bisa mendengar ataupun memikirkan apapun di bawah sini, rasanya sangat melegakan. Hampir 5 menit setelah itu aku segera keluar ke permukaan untuk menghirup oksigen.

“Haha gua pikir dia mati di dalem air” gurau anak lainnya.

Aku memperhatikan Yian yang berenang dengan sangat baik, apakah di Amerika sana dia sering pergi ke pantai. Kemampuan renang Yian hampir setara dengan Arlen, yang menurutku sudah sangat baik.

Begitu kelas berakhir beberapa teman lainnya tak mengerjakan sisa dari tugas yang guru olahraga berikan, mereka dengan tanpa rasa bersalah berjalan melewatiku, menyebalkan karena mereka sengaja membuatku mengerjakan semuanya sendirian.

Aku berlari menuju pintu keluar lalu segera mengunci pintu agar kelimanya tak bisa keluar dari kolam renang.

“Heh! Ngapain sih lo?”

“Kalo mau keluar kalian juga beresin dulu” ucapku lalu mengambil kunci dan membawanya bersama diriku.

“Gak jelas banget sih,”

Aku kembali merapikan peralatan yang ada di kolam renang, seketika suasana menjadi hening. Aku menatap ke arah kelimanya yang nampak mencurigakan, mataku tertuju pada kolam renang di sampingku, ke dalamannya cukup untuk membuatku tenggelam jika mereka hendak mendorongku.

Kemudian 3 dari 5 di antara mereka adalah perempuan, ketiganya benar-benar berjalan ke arahku membuatku cemas jika sewaktu-waktu mereka akan mendorongku ke dalam air. Aku dengan cepat segera menghindar ketika salah seorang dari mereka berusaha mendorongku,

Byur… tubuh perempuan tersebut jatuh ke dalam air membuat dirinya tenggelam di dalam air untuk beberapa saat.

“E-eh!” teriak lainnya cemas.

“Eh gimana dong, kayaknya dia beneran tenggelem”

“Tolongin! Cepetan lo nyebur ke dalem” suruh lainnya.

“Gue kan gak bisa renang!” ujarnya.

Di saat kelimanya begitu panik aku yang terus menatap perempuan tersebut tenggelam tanpa berpikir panjang lagi segera melempar kunci dan melompat masuk ke dalam air. Begitu terjatuh ke dalam air aku tak bisa menggerakan tubuh sesuai keinginanku, aku benar-benar tak tahu cara berenang. Namun aku terus berusaha untuk meraih tubuh perempuan tersebut, kesadarannya mulai hilang ia nampak lemas dan kedua matanya yang terpejam.

Lihat selengkapnya