Dear, diary

Liepiscesha
Chapter #54

Chapter 53

Matahari menyapa dengan hangat dengan mata yang masih terasa berat aku terduduk tak bertenaga di bangku halte bus, tak lama kemudian Arlen datang menyapaku dengan sikap anehnya yang baru.

“Apa?” tanyaku bingung begitu ia menyodorkan sebatang permen lollipop.

“Gua nemu di jalan” ucapnya dengan wajah serius.

“Sekarang lo ngasih barang bekas ke gue?” gerutuku namun dengan begitu aku tetap meraih gagang permen tersebut.

Arlen mengamati penampilanku  sembari menahan tawanya, membuatku merasa tak nyaman dengan sikapnya.

“Lu ke sekolah kayak gini?” godanya.

Pagi-pagi sekali tante Selena mengetuk pintu kamarku dan memaksaku untuk mencoba semua pakaian yang ia bawa. Mulai dari jaket, cardigan, bahkan sepatu, tas dan barang lainnya, tante Selena bersikeras agar aku memakai barang-barang tersebut ke sekolah.

Aku keluar setelah mengenakan semua barang yang tante Selena berikan, aku tersenyum canggung menatap tante Selena.

“Kayaknya aku gak bisa ke sekolah kayak gini deh” ujarku.

Cardigan berbulu dengan warna pink lembut, sepatu keluaran terbaru beserta tas yang hanya di pakai di drama sekolah orang kaya. Aku merasa semua yang kami lakukan sangat salah, aku merengek agar tante Selena berhenti memintaku mengenakan semua barang yang ia bawa.

“Semuanya bagus, lucu tapi kayaknya Mika gak bisa ke sekolah kayak gini” ujarku.

Tante Selena menepuk kedua pundakku dengan raut wajah yakin, “Coba pake yang lain” tegasnya.

Cardigan tebal dengan warna lilac, tas punggung dari brand mewah, sepatu low tops keluaran terbaru, semua ini di beli tante Selena agar aku bisa mengenakan semua barang tersebut ke sekolah.

“Tante kayaknya aku gak perlu pake semua ini deh” ucapku.

“Kenapa? Kamu cantik kayak gini, kamu orang paling cantik yang tante liat pagi ini” ujarnya.

“Tante kan liat sendiri kemarin aku pulang pake seragam kotor, sayang kalo semua yang aku pake ini juga ilang atau kotor” ujarku.

“Itu karena kamu pake barang biasa, mereka gak akan berani ngelakuin hal kayak gitu lagi kalo kamu ini semua” ucap tante Selena.

“Anak sekolah mana ngerti soal barang kayak gini tante” jawabku.

Tante Selena tersenyum simpul dan mendorongku agar tetap mengenakan semua barang yang ia berikan.

“Gua yakin hari ini lu bakal baik-baik aja” ujar Arlen lagi.

“Maksud lo?” tanyaku bingung.

“Mika?” panggil Yian dari belakang.

Aku berbalik dan menyapanya seperti biasa.

“Oh beneran lu, gua pikir siapa, beda banget” ucapnya nampak lega.

Arlen tertawa menanggapi tindakan Yian, entah mengapa namun sepertinya mereka tengah mengejekku.

Di sekolah seluruh pasang mata menatapku dengan terkejut, apa karena semua barang yang aku kenakan, aku menertawai diriku sendiri, apa selama ini penampilanku sangat biasa sampai mereka kini tampak takjub dengan perubahanku.

“Eh, kata lo dia miskin tapi kok dia bisa pake semua keluaran terbaru?!” bisik teman sekelasku.

Lihat selengkapnya