Dear, diary

Liepiscesha
Chapter #67

Chapter 66

Aku menemui Arlen yang menungguku di depan elevator, ia menghampiriku dengan tatapan cemas.

“Lu gapapa? Orang itu siapa?” tanyanya.

Aku menceritakan semuanya pada Arlen, aku memberitahunya siapa wanita tersebut dan menceritakan semua yang terjadi padanya. Arlen ikut marah atas apa yang telah terjadi, ia terus bertanya apa aku baik-baik saja. Apa dia harus melakukan sesuatu pada wanita tersebut.

“Gapapa, gak perlu. Gue juga gak tau yang gue lakuin ini bener apa gak, gue cuma berharap gue gak akan nyesalin keputusan ini” ucapku.

“Tapi dia kasar banget, segala lempar permen dari lu segala” ujar Arlen.

“Gue juga ngelakuin itu ke anak tadi” gumamku.

“Ah, pokoknya kalo lu perlu bantuan gua, jangan ragu buat kasih tau gua, lu harus inget itu” ucapnya.

“Makasih” balasku sembari melempar senyum tulus padanya.

Aku tersadar mengapa pada hari itu tante Sarah menangis dan memohon di depan pintu, mungkin saat itulah hari di mana ia tengah putus asa. Ia menghkawatirkan anaknya yang sakit akan kehilangan sosok ayah, mungkin baginya juga sulit harus menghadapi semua itu.

“Hah… harusnya aku gak perlu peduliin soal itu” gumamku sembari menarik rambutku.

“Lu kenapa?” tanya Arlen.

Aku menggeleng pelan, aku merasakan konflik batin. Harusnya aku tak begitu tapi aku tetap melakukannya, perasaanku terus bulak balik, rasanya cukup menyebalkan.

“Oh iya, kok lu bisa tau gue ada di sini?” tanyaku.

“Lu sendiri kenapa gak kasih tau gue soal ini?! gua pikir kita udah lumayan akrab, tapi kayaknya cuma gua yang mikir gitu” gerutunya, menunjukan wajah sebal.

“Maaf, gue gak sempet kasih tau lo” sesalku.

Arlen menghela napas gusar lalu mengelus rambutku lembut.

“Maaf deh, harusnya gua gak marah sama lu. Gua tau lu udah terlalu kesusahan sama semua masalah lu” ucapnya.

“Haha, masalah?” sahutku di ikuti tawa kecil.

“Nah, bisa ketawa juga ternyata” ujarnya.

“Ngetawain hidup yang banyak masalah?” ujarku.

“Gapapa, kalo gak ada masalah malah bingung mau ngapain” candanya.

“Jadi kok lu bisa ada di sini?” tanyaku lagi dengan tegas.

“Hm… gua gak sengaja denger obrolan Leo sama Sophia, terus gua langsung lari ke sini” jelasnya.

“Hih, si Leo di bilang jangan kasih tau Sophia” ujarku.

“Sebenernya tadi gua liat Sophia ada di depan rumah sakit” ucap Arlen.

“Sophia ada di sini?” tanyaku.

“Iya, lu mau gua temenin cari dia?” usul Yian.

Tring! Notifikasi ponselku berbunyi, tante Selena menanyakan keberadaanku.

“Mika!” panggil tante Selena.

“Oh, tante. Maaf Mika kelamaan” sesalku.

“Gapapa, ayo pulang” ajak tante Selena.

“Biar saya yang bawain tante” ucap Arlen, berinisiatif membawakan kantong belanjaan di tangan tante Selena.

“Ini punya perempuan” tandas tante Selena dengan raut wajah datar.

“Ah, maaf” jawab Arlen, kemudian mengembalikan kantong tersebut pada tante selena.

Lihat selengkapnya