Dear, diary

Liepiscesha
Chapter #70

Chapter 69

Sepulang sekolah, Yian mengajakku ke toko Ice cream yang pernah kami kunjungi saat ulang tahunnya tahun lalu.

Seperti biasa Yian tak menanyakan apapun, sebagai gantinya ia hanya diam dan menungguku berbicara terlebih dahulu.

“Yian” panggilku.

“Iya! Kenapa?” jawabnya, penuh antusias.

“Menurut lo, kalo gue pindah sekolah aja, gimana?” tanyaku.

“Pindah sekolah?” ulangnya.

“Maksud gue, daripada malah makin ribet. Mending gue pindah aja kan?” tanyaku lagi.

“Lu, nanya karena memang lu mau jawaban gua? Atau lu mau gua nahan lu biar gak pindah?” tanyanya balik.

“Gak tau… gue bingung banget” erangku sembari menarik rambut.

“Jangan pindah, kita harus buktiin kalau lu gak ngelakuin itu semua, mereka harus tau kalau Irene yang udah nuduh lu” jawabnya.

“Terus, setelah mereka tau kalau semuanya gara-gara Irene. Mereka bakal benci sama Irene, percuma aja kalau akhirnya hal kayak gini tetep berlanjut” ujarku.

“Siapa yang harapin hal kayak gitu? Pasti ada cara lain, biar semuanya berhenti. Yang penting sekarang kita bersihin nama lu dulu, lu gak mau kan terus kayak gini?” balas Yian.

“Gimana kalau kalian kenapa-kenapa karena bantuin gue?” tanyaku.

“Maksud lu?” tanya Yian.

“Gak, lupain aja. Ayo pulang” ucapku.

Harusnya saat itu aku mengatakan semuanya pada Yian, harusnya aku bisa mempercayainya. Tapi rasa takutku terlalu besar, sehingga aku tak berani menanyakan apapun. Bagaimana jika Yian juga memiliki masa lalu yang mengerikan seperti Arlen, bagaimana aku bisa menyikapi hal tersebut.

Pagi ini Irene mengiriku pesan, ia memintaku datang ke sekolah lebih pagi. Aku menyanggupi permintaannya, dan datang menemuinya di kelas.

“Kenapa?” tanyaku, begitu berhadapan dengannya.

Irene mengirimkan beberapa foto melalui ponsel, aku tersentak begitu melihat banyaknya gambar ia ia kirimkan. Semuanya berisi tentang, Yian, Arlen, Sophia bahkan Leo.

“Apa mau lo?” tanyaku, menahan amarah.

“Buat mereka benci sama lo, jauhin mereka, terus pindah dari sekolah ini” ucapnya.

“Sebenernya kenapa lo ngelakuin ini?” tanyaku.

“Kenapa? Lo mau ngelakuin itu kalau gue kasih tau alasannya?” tanyanya balik.

“Cepet, kasih tau aja, gue harus tau alasan lo ngelakuin ini, alasan lo sebenci ini sama gue” ucapku.

“Awalnya gue gak sebenci ini sama lo, cuma… gue gak suka liat lo punya saudara sebaik Karel, liat lo di kelilingi anak-anak lain. Gue juga benci, liat lo bisa ngelakuin apapun yang lo mau, tanpa mikirin akibatnya. Gue benci, liat lo bisa sebebas itu, gue benci liat Yian peduli sama lo, gue benci karena Yian suka sama lo” ungkapnya.

Lihat selengkapnya