Walau terkadang kenyataan tak sejalan dengan apa yang diinginkan dan terkadang juga sulit untuk diterima, bagaimanapun juga kita harus tetap menghadapi hal tersebut, satu-satunya cara adalah dengan menjalaninya.
Aku juga sedih, lelah terkadang ingin berhenti, tapi kenyataan mengharuskanku untuk kembali menjalani hidupku lagi.
Pagi ini hujan turun dengan derasnya, aku khawatir untuk meninggalkan ibuku dirumah sendirian, ia mungkin akan ketakutan kalau ku tinggal pergi ke sekolah. Aku mengunjungi kamar ibuku dan mendapatinya tengah duduk di depan meja riasnya dengan tatapan yang begitu kosong, perlahan aku mulai menghampirinya.
“ Mama”. Panggilku pelan, namun ia tak merespon panggilanku.
“ Aku udah buat sarapan, mama gapapa kan aku tinggal sendirian di rumah? Aku mau berangkat sekolah sekarang”. Ucapku.
Namun ia masih tak menjawab ucapanku, hal ini sungguh membuatku khawatir.
“ Kalau ada apa-apa mama telpon aku ya, aku taro handphonenya disini”. Ucapku sembari meletakan ponsel milikku di meja riasnya.
“ Aku berangkat sekolah”. Ucapku dengan perasaan khawatir.
Selama perjalanan menuju ke sekolah pikiranku tak bisa tenang karena terlalu cemas dengan keadaan ibuku dirumah. Sesekali aku menoleh ke belakang dan berniat untuk kembali ke rumah, entah kenapa perasaanku tak enak, tapi kuharap semuanya akan baik-baik saja.
“ Ka! Mika!”. Teriak Sophia yang duduk di sampingku.
“ Eh kenapa?”. Tanyaku yang baru menyadari panggilannya.
“ Lo kenapa? Daritadi gelisah gitu”. Tanya Sophia yang menyadari kecemasanku.
“ Emang iya? Perasaan gue gaenak aja”. Ucapku.
“ Ada masalah? Cerita dong sama kita”. Ucapnya lagi.
“ Iya Ka, siapa tau kita bisa bantu kamu kan”. Sambung Irene yang sedari tadi menyimak.
Sebenarnya aku juga ingin menceritakan kekhawatiranku pada kedua sahabatku ini, tapi melihat keadaan yang ada sepertinya ini bukan saat yang tepat untuk mengatakan hal seperti ini pada keduanya, sebentar lagi ulangan dan aku tak ingin menambah beban kekhawatiran pada mereka.
“ Hm kepikiran aja, kan bentar lagi mau ulangan”. Ucapku berbohong.
“ Yaampun kirain kenapa, lagian tumben kamu mikirin ulangan, biasanya juga bodo amatan”. Ucap Irene.
“ Hehe, gitu deh”. Ucapku.
Sekolah telah berakhir dan kini saatku aku harus kembali pulang kerumah.
“ Mika, Irene!!! Temenin gue beli album yukk, pacar-pacar gue baru comeback nihh”’. Ujar Sophia dengan suara nyaringnya.
“ Yaudah yuk, sekalian aku mau beli novel baru”. Ucap Irene.
Aku hanya terdiam memperhatikan percakapan kedua sahabatku ini, merekapun menatap kearahku menunggu jawaban,
“ Lo gimana Ka? Jangan bilang lo gabisa lagi kali ini”. Ujar Sophia dengan tatapan tajam.
“ Sorry… aku harus langsung pulang”. Jawabku sembari memegang leherku.
“ Kebiasaan, kenapa sih akhir-akhir ini kamu susah banget diajak jalan, masa kita berdua mulu yang pergi”. Omel Irene yang tampak kecewa.