Matahari kembali menunjukkan dirinya, rasa sesak yang sedari kemarin kurasakan masih tetap ada. Tak mudah untuk melepas kepergian seseorang yang kita cintai, berapa kalipun aku menyesal semua itu tak ada artinya, kini Karel tak lagi bisa berada disini.
Dengan langkah berat aku melangkah ke kamar Karel untuk menemui ibuku yang sedari semalam berada disana. Melihat ibuku menangis tersedu seperti itu rasanya sangat menyakitkan, airmata kami tak ada habis-habisnya, aku semakin menyalahkan diriku atas kejadian ini.
Aku bahkan tak sanggup menunjukkan wajahku di depan ibu, mungkin saja kini ibu juga menyalahkan ku atas kepergian Karel, seandainya saat itu aku menahan Karel untuk pergi mungkin saja kini kami masih baik-baik saja.
Aku turun untuk menemui Irene dan Sophia yang sedari kemarin menemaniku, mereka bahkan tak tidur dan tak makan.
“ Irene, Sophia”. Ucapku melihat keduanya duduk di sofa dengan mata lebam.
“ Oh Ka, gimana mama lo?”. Tanya Sophia.
“ Mama masih sedih banget, kalian baik-baik aja?”.
“ Kita gapapa kok, justru kita khawatir sama kamu dan tante”. Ucap Irene dengan suara seraknya.
“ Kalian belum makan dari kemarin, aku keluar dulu beli makanan, tolong jagain mamaku ya”. Ucapku.
“ Gue temenin ya”. Ucap Sophia.
“ Gapapa, kamu disini temenin mama aku, aku khawatir mama bakal pingsan lagi”. Ucapku.
“ Yaudah, lo hati-hati Ka”. Ucap Sophia.
“ Iya aku ga lama kok”. Ucapku.
Akupun bergegas untuk pergi ke salah satu rumah makan, sesedih apapun, mereka semua harus tetap makan, aku takut ibu dan teman-temanku akan sakit dengan keadaan mereka yang seperti itu. Aku juga bersedih, tapi aku tak bisa hanya memikirkan rasa sedihku saja, ada orang lain yang juga harus ku perhatikan.
Aku tiba di rumah dengan beberapa makanan, namun ibu menolak untuk makanan dan mengunci dirinya di kamar Karel. Dua hari berlalu namun ibu belum keluar dari kamar, aku sangat cemas dengan keadaannya, untungnya Irene dan Sophia selalu datang setiap harinya untuk menemaniku.
“ Aku gatau lagi gimana caranya bikin mama mau keluar dan makan, aku takut mama sakit”. Ucapku cemas.
“ Duh, gue juga khawatir banget, tante udah berhari-hari ga makan, kita coba dobrak aja pintunya gimana?”. Kata Sophia.
“ Dobrak gimana, badan kita semua kecil mana bisa dobrak pintu ini”. Kata Irene.