Dear Editor, My Heart Is Yours

Nurul Adiyanti
Chapter #2

Kontrak Emosional

Lyra merasa kalau pekerjaan ini setidaknya bisa membuatnya mendapatkan uang per bulan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sendiri tanpa bantuan orang tua atau bahkan Kakaknya. Di sisi lain juga karena cara Firman bicara dengan jujur tanpa basa-basi membuat Lyra merasa bahwa ternyata masih ada seseorang yang baik ingin menerimanya bekerja tanpa melihat dari lamaran pekerjaan dan CV-nya, tidak menilai dari pengalamannya, tapi dari luka yang dia pendam selama ini.

Pagi hari berikutnya, mereka sengaja ketemuan lagi di cafe yang sama. Firman datang lebih dulu, kali ini dengan membawa dua croissant hangat dan dua gelas kopi latte.

“Gue traktir, anggap aja kontrak pertama,” katanya sambil tersenyum kecil, Lyra terkikik mendengar itu.

“Kontraknya mana? Gue gak mau kerja bareng orang kalau gak ada bukti sama sekali. Ya, siapa tahu lu ternyata penipu,” sindir Lyra menaikkan satu alisnya karena masih tidak percaya dengan Firman.

Lelaki itu pun menghela napas sejenak sebelum mengeluarkan selembar kertas dari map dan meletakkannya di depan Lyra. Tulisan tangannya berantakan, tapi lucu.

KONTRAK EMOSIONAL

Antara Firman (mantan content creator) dan Lyra (calon editor kebangkitan content).

Pasal 1: Tidak menilai masa lalu masing-masing.

Pasal 2: Kerja bareng sampai channel Firman naik lagi.

Pasal 3: Jika salah satu jatuh cinta, wajib bilang.

Ketika membaca pasal 1 dan 2, Lyra masih biasa saja. Namun tiba-tiba ketika matanya turun ke bawah untuk membaca pasal 3, seketika Lyra tertawa keras membaca kontrak tersebut, bahkan sampai menarik perhatian satu meja sebelah.

“Pasal 3? Serius lo nulis ini?”

“Ya, siapa tahu lo naksir gue,” jawab Firman enteng, mengedip sebelah matanya, seketika Lyra mendelik.

“Bisa jadi lo yang duluan naksir, Bang, hati-hati.” Balas Lyra tengil.

Mereka saling pandang sebentar, kemudian sama-sama tertawa terbahak-bahak. Baru kali ini, Lyra merasa nyaman tertawa bersama orang asing yang baru dia kenal kemarin. Entah kenapa Lyra merasa bahwa Firman bisa ketawa tanpa pura-pura dan terlihat begitu tulus.

Lihat selengkapnya