Dear F, Thanks You.

Rara Rahmadani
Chapter #2

Satu : Teringat Kembali

“ Kamu akan belajar bahwa setiap ada pertemuan pasti akan ada perpisahan. Tak peduli sebanyak apapun waktu yang kalian habiskan berdua, pada akhirnya kalian akan terpisah. Kamu yang pergi, atau dia yang meninggalkanmu.”

****

“Sar! Lo pulang sama siapa sekarang?”

Sarah yang sibuk mengemas alat tulisnya lalu memasukkannya kedalam tas, merasa sedikit terkejut saat mendengar ucapan salah satu teman kelasnya. Untung Sarah berhasil menahan detak jantuknya yang terkejut itu. Jika tidak, sudah dipastikan botol air minum yang tergeletak manis di atas meja akan mendarat ke wajah temannya.

“Bisa gak sih lo gak bikin gue jantungan, Rayana?!” Sarah mendecikkan bibirnya sambil mengelus dadanya. Ini jantung mau copot loh Rayana!

Rayana, teman sekelasnya dan teman dekatnya saat kuliah ini hanya tertawa cekikikan saat melihat ekspresi Sarah. Karena tertawa Rayana begitu kencang hingga membuat seluruh penghuni kelas yang belum bubar itu menatap mereka berdua.

“Suara lo tolong dikecilkan dong, Ra! Untung aja dosen udah keluar dari kelas,” gerutu Sarah. Setelah mejanya bersih dari barang-barangnya, Sarah menutup tasnya dengan kuat lalu menyandangnya. “Lo dilihatin tuh sama warga kelas.”

Rayana hanya tersenyum kecil sambil menjulurkan lidahnya ke penghuni kelas yang sedang menatapnya, berusaha mengejek. Melihat tingkah laku Rayana, Sarah hanya bisa menepuk dahinya dengan kencang. Begini nih kalau punya temen dekat yang kelakuannya seperti setan.

Seluruh penghuni kelas 2E Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro itu hanya menggelengkan kepala saat melihat tingkah Rayana. Sudah hampir satu semester mereka kuliah dan sudah tidak asing melihat Rayana bertingkah seperti itu.

Tanpa memedulikan Rayana, Sarah langsung berjalan ke arah luar kelas. Sadar ditinggalkan oleh Sarah, Rayana langsung berlari mengejar Sarah lalu merangkulnya. “Sar, lo ngapain pegang HP? Kaya ada yang chat aja.”

“Gue mau pesan ojek online. Motor gue lagi masuk bengkel,” jawab Sarah yang masih menatap ponselnya dengan fokus.

“Ck!” Rayana langsung merampas ponsel Sarah dengan kuat. “Bareng gue aja pulangnya.”

“Gak mau! Kos gue itu jauh, Ra. Nanti lo kejauhan,” tolak Sarah sambil berusaha merebut ponselnya dari tangan Rayana.

“Gak apa-apa, sekalian gue mau jemput adik gue, Sar,” balas Rayana.

“Adik lo kan sekolahnya di SMPN 33, nanti nganterin guenya kejauhan, Ra. Biar gue pulang naik ojek online aja,” Sarah masih kekeuh untuk pulang dengan naik ojek online.

“Udah gue bilang, gak apa-apa. Mending sama gue, Sar. Daripada lo bayar ojek online sepuluh ribu, mending lo makan mie ayam di kantin,” tangkas Rayana.

Karena asik berdebat di sepanjang jalan kelas, Rayana dan Sarah tak sadar bahwa seorang laki-laki yang sedang duduk di bangku depan kelas 2A tersenyum melihat mereka berdua.

“Hei!” laki-laki itu tiba-tiba bangkit lalu mengejutkan Rayana dan Sarah yang masih berdebat.

“Ayam!” Rayana refleks mengeluarkan kata-kata andalannya saat ia terkejut. Sementara, Sarah mengelus dadanya dengan pelan sambil menghembuskan nafas pelan.

“Bisa gak sih lo, Bay, jangan bikin orang kaget! Coba lo bayangin kalau ada penderita jantung lemah lewat didepan lo, terus lo kagetin kek gini, tiba-tiba meninggal, lo mau tanggung jawab?” cerocos Rayana.

“Hehe.” Bayu hanya cengegesan saat melihat Rayana menyemprotnya. “Ya, lagian kalian sih, debat kok sambil jalan.”

Lihat selengkapnya