Dear, L

aatikana
Chapter #5

Chapter V

Summer.

Musim panas, katanya. Tetapi, kali ini hujan turun hampir di setiap hari.

Kanaya nampak kecewa melihat hujan yang makin deras.

Ia menghembuskan nafasnya perlahan.

"Apakah rencana hari ini terpaksa harus dibatalkan lagi..?" Gumamnya pelan.

Ingatan Kanaya melayang pada kejadian yang bertahun silam.

"Tuhan seperti ingin bermain-main denganku."

Kanaya menarik nafas panjang. Sekali lagi.

Tak lama kemudian, ponselnya berbunyi. Aditya.

Lelaki itu nampaknya lebih persisten daripada yang pernah Kanaya bayangkan.

---------------

"Kamu menangis?" Adit sedikit terkejut melihat airmata yang tiba-tiba menetes di pipi Kanaya.

"Tidak!" Gadis itu mengelak, sambil mengusap pipinya yang jelas-jelas basah.

"Tapi aku melihat air mata," desak lelaki itu, "itu jelas airmata!"

"Bukan. Ini kena air hujan." Ujar Kanaya tegas.

Gadis itu berbohong. Tentu saja yang meleleh di pipinya adalah air mata.

Kenangan demi kenangan datang berhamburan pada Kanaya tanpa peringatan.

Hatinya tidak siap. Logikanya menolak.

Maka air mata adalah jalan paling singkat, tanpa harus ada penjelasan.

Namun, hal itu justru menimbulkan banyak pertanyaan bagi Adit.

Gadis itu terlalu menarik, dan misterius, yang tidak dapat dia ungkapkan dengan banyak kata.

Aditya menarik nafas panjang dan menghembuskannya perlahan.

Lelaki itu melirik Kanaya yang duduk disampingnya.

"Interesting." Gumam lelaki itu pelan.

Kanaya menoleh. Ia menatap Adit dengan heran.

Lihat selengkapnya