Dear, L

aatikana
Chapter #1

Chapter I

Matahari bersinar terik, ketika Kanaya memutuskan untuk keluar dari rumah. Hari ini, ada janji yang harus Ia tepati.

Dengan cepat, perempuan tiga puluh lima tahun itu mengunci pintu pagar rumah dan menuju ke arah mobil Pajero sport warna hitam yang sudah menunggu tak jauh dari pintu gerbang.

Laras, sahabat Kanaya, duduk di belakang setir. Laras nampak tersenyum. Demi melihat Kanaya, perempuan itu melambaikan tangan menyuruhnya bergegas.

Kanaya pun mempercepat langkah.

Tak berapa lama, perempuan berkerudung biru itu sudah duduk di dalam mobil, disamping Laras yang mesam-mesem.

"Siap?" Ujar Laras pendek.

Kanaya menggeleng pelan, "sejujurnya, aku malas."

Laras tertawa pelan.

"Kebiasaan." Ujar perempuan itu, "this is going to be different. Trust me!"

Kanaya mengangkat bahu.

"I don't know, La." Ujarnya pelan, "kalau bukan karena dirimu dan Kak Barli, I prefer to stay at home."

Laras menepuk bahu Kanaya pelan.

"But.. I trust you." Ujar Kanaya akhirnya.

Laras tertawa pelan.

Perempuan itu kemudian menyalakan mobil, yang membawa keduanya ke sebuah resort terkenal yang ada di pinggiran Jakarta.

...

Resort X. Pinggiran Jakarta.

Suara musik masih bersahut-sahutan dengan suara deburan ombak.

Laras dan Kak Barli, suaminya, masih asyik menyapa para tamu.

Hari ini adalah perayaan ulang tahun pernikahan Laras dan Kak Barli yang kesekian. Dari sekian banyak tamu undangan, hanya beberapa wajah yang familiar bagi Kanaya.

Kanaya mengenal Laras sudah sejak puluhan tahun. Mereka pertama kali bertemu di masa orientasi Sekolah Menengah Atas di kota Jogja. Meski sering beda kelas, mereka satu asrama, selama tiga tahun.

Kemudian, keduanya sama-sama kuliah di universitas negeri yang ternama di kota Jogja. Meski berbeda fakultas, keduanya memilih untuk kontrak rumah bersama. Hingga keluarga Laras dan Kanaya juga akhirnya menjadi dekat satu sama lain.

Dan ketika akhirnya tiba waktu Laras memutuskan untuk menikahi Kak Barli, lelaki yang baru saja dikenal Laras belum lama, Kanaya lah yang paling patah hati dan merasa kehilangan.

Itu, satu dekade yang lalu.

Kanaya sempat membenci Kak Barli yang seolah merebut Laras darinya.

Pikiran bocah.

Lihat selengkapnya