Libur musim semi kali ini, Kanaya tidak pulang ke Indonesia. Ia memilih untuk menghabiskan liburannya di dalam laboratorium. Bergulat dengan disertasi doktoralnya yang tak jua kunjung selesai.
Kelopak Sakura mulai mekar di sepanjang jalan dari apartemen Kanaya ke kampusnya di daerah Droevendaalsesteeg. Setiap pagi, pemandangan indah Sakura yang bermekaran menyambut Kanaya yang bersepeda ke kampus.
Musim semi itu sungguh menyenangkan, gumam Kanaya.
Musim semi itu Indah.
Asalkan Ia tidak ingat pada berbagai percobaan di laboratorium yang kini mulai membuatnya sakit kepala.
"Siapa yang suruh kamu ambil penelitian di bidang mikrobiologi."
Masih terngiang jelas ucapan Laras beberapa waktu lalu saat Kanaya mengeluh dan ingin berhenti dari program doktoralnya.
Perempuan itu menarik nafas panjang.
Kring. Kring.
Suara bel sepeda membuyarkan lamunan Kanaya.
Ternyata, hampir setengah jam perempuan itu berdiri di tempat parkir, menikmati kelopak-kelopak Sakura yang mekar dan cantik.
"Hoij, Kanaya!"
Terdengar suara Ben yang familiar. Kanaya menoleh dan melambaikan tangan pada Ben yang mulai mendekat.
"Hoij, Benjamin." Teriak Kanaya riang, "hoe gaat het met jouw?"
"Uitstekend!" Benjamin menjawab dengan ceria, "what are you doing.. standing alone in there?"
Kanaya menggelengkan kepalanya.
"Nothing." Ujarnya pendek.
Selesai mereka mengunci sepeda masing-masing, Benjamin dan Kanaya berjalan beriringan menuju gedung kantor Helix tempat laboratorium mereka berada.
Kemudian keduanya berpisah di lobby. Kanaya menuju lift untuk naik ke lantai 6, sementara laboratorium Benjamin ada di lantai dasar.
Di lobby sepi. Hanya ada ibu resepsionis yang sedang asyik main handphone.
Liburan musim semi sudah dimulai.
...
Laboratorium Biologi Molekuler. Fakultas Biologi UGM.