SC. 7, EXT, HALAMAN SEKOLAH, SIANG HARI
Perasaan Jose tiba-tiba saja tidak enak. Sisa setengah porsi nasi Hainamnya ia tinggalkan begitu saja. Ia mendengar suara jeritan anak perempuan dari halaman.
Halaman sekolah cukup ramai saat istirahat kedua. Di bangku taman, terlihat Silvi tengah berhadapan dengan Adi. Anak yang mirip tokoh Giant dalam serial Doraemon itu memukul tangan Silvi, lalu merampas kotak bekalnya.
Adi:
(mengangkat kotak bekal bergambar kucing milik Silvi) “Ikan woku?”
Adi:
“Payah! Masa anak direktur bekalnya cuma ini!”
Adi tertawa keras. Seluruh murid di halaman menonton, tidak berani membela Silvi. Anak perempuan itu gemetar ketakutan. Hatinya sakit. Bukan karena Adi mengejek bekalnya, tapi karena teringat Paman Revan.
Adi menjejalkan kaus kaki ke kotak bekal Silvi. Jose melihatnya detik ini. Ia marah sekali. Baru saja ia hendak berlari menghampiri Adi, ternyata ada yang lebih cepat darinya.
Andrio:
(berlari ke arah Adi dan Silvi) “Jangan ganggu dia!”
Adi:
Adi:
(mendorong Andrio hingga jatuh) “Mau coba-coba jadi pahlawan? Minggir kamu, Orang Asing! Udah penyakitan, orang asing lagi! Kamu harusnya nggak sekolah di sini!”
Andrio:
(lirih) “Aku bukan orang asing.”
Adi lantas membuang kotak bekal Silvi. Sementara, Jose dan Silvi membantu Andrio berdiri. Pada saat yang bersamaan, Ayah Calvin datang. Ia rutin berkunjung ke yayasan setiap Kamis siang.
Ayah Calvin:
“Andrio kenapa?”
Andrio merebah di pelukan Ayah Calvin. Pria itu memeluknya erat sekali. Anak tampan yang punya senyum manis itu lantas terbatuk. Matanya berkaca-kaca. Dengan suara bergetar, ia bernyanyi lirih.
Pertengkaran yang terjadi.
Seperti semua salahku.
Mengapa selalu aku yang mengalah.
Tak pernahkah kau berpikir.
Sedikit tentang hatiku.
Mengapa ku yang harus selalu mengalah ....
(Seventeen- Selalu Mengalah).
Mendengar nyanyian itu, Jose dan Silvi makin sedih. Ayah Calvin terus menenangkan Andrio, walaupun ia tidak tahu apa yang terjadi.
Ayah Calvin:
“Ada apa, Sayang? Coba cerita sama Ayah Calvin pelan-pelan ...,”
Susah payah Andrio mengatur napas. Darah masih mengalir dari hidungnya. Ayah Calvin menyeka cairan merah itu dengan saputangannya.
Andrio:
“Aku bukan orang asing, Ayah Calvin,”
Ayah Calvin:
“Bukan, Sayang. Memangnya kenapa?”
Jose:
“Adi bilang Andrio orang asing.”
Silvi:
“Ayah Calvin, tadi Adi bully aku. Trus Andrio tolongin aku. Dia malah bilang Andrio orang asing. Andrio didorong sampai jatuh.”
Belum sempat Ayah Calvin menanggapi, Andrio seketika jatuh pingsan.
SC. 8, INT, RUMAH SAKIT, MALAM HARI
Jose:
(VO) “Nggak enak banget sih, bau obat-obat di sini. Untung Ayah bolehin aku temenin Andrio.”